Dr. Mudofir: Sajikan Konsep Kurikulum Studi al-Qur’an Lebih Hidup

SINAR – Generasi milenium hendaknya membaca dan mengkaji al-Qur’an lebih hidup, bukan masa lalu.  Misalnya dengan menyajikan konsep-konsep kurikulum yang sesuai dengan konteks kebangsaan. Demikian prolog sambutan Rektor IAIN Surakarta Dr. H. Mudofir, S.Ag., MPd. dalam workshop “Pengembangan Kurikulum dan Silabus Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di PTKIN-PTKIS”, Senin (18/12). Pada kesempatan itu, Rektor memaparkan pandangannya tentang tema “Reformasi Kurikulum Tafsir: Ide dan Gagasan”.

Kegiatan yang bertempat di lantai 4 Gedung Pascasarjana ini merupakan kerja sama akademik antara Yayasan Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta milik pakar tafsir Indonesia Prof. Dr. Quraish Shihab dengan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta.

Acara dihadiri para dosen Studi Al-Qur’an di lingkungan IAIN Surakarta. Tak ketinggalan Guru Besar Ilmu Tafsir IAIN Surakarta Prof. Dr. Nashruddin Baidan.

Sementara itu, dari pihak PSQ diwakili salah satu pakar studi al Qur’an terbaiknya Dr. Muchlis M. Hanafi, MA. Ulama yang akrab disapa Dr. Muchlis adalah pengarang buku “Moderasi Islam” yang merupakan lulusan Universitas Al Azhar bidang tafsir dan ilmu ilmu al-Qura’an, mulai dari S1 sampai S3.

Poin pokok yang dipaparkan olehnya dalam menggagas rumpun kurikulum Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) adalah membagi menjadi empat cluster yakni cluster Ulumul Qur’an, Metodologi Tafsir, Ushul Tafsir/Kaidah dan Metode Kritik Tafsir. Selain itu, Dr. Muchlis juga menegaskan bahwa penguasaan terhadap kitab-kitab klasik merupakan keharusan, tetapi juga harus aktif merespon terhadap perkembangan zaman.

Panitia juga mengundang dosen Studi Qur’an UIN Sunan Kalijaga Munirul Ichwan, Ph. D. beliau menggaris bawahi bahwa dalam kajian al-Qur’an hendaknya tidak lepas dari aspek teologi, maslahah dan adat. Titik poin aspek tersebut merupakan upaya agar kampus harus tetap bersama masyarakat. “Kampus kita seperti menara gading, kurang menyentuh permasalahan-permasalahan masyarakat”, demikian argumentasinya. Ichwan menambahkan upaya tersebut juga perlu di dorong dengan tindakan-tindakan lapangan seperti konsep living Qur’an dan kolaborasi antara intelektual/ulama dengan penceramah.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pusat Studi Al-Qur’an Husein Ibrahim, MBA menutup kegiatan dan menyampaikan bahwa hasil renungan dan diskusi ini akan disampaikan langsung kepada Prof. Dr. Quraish Shihab. Untuk kemudian akan diadakan pertemuan lanjutan dengan mengundang para dosen Studi Al-Qur’an IAIN Surakarta dan PTKIN-PTKIS lain ke Jakarta. Insya Allah. (Win / Humas Publikasi). #BanggaIAINSurakarta.