Menag RI: PTKIN Sebenarnya Sudah Punya Mekanisme Anti Hoax

SINAR- Menyikapi hoax news atau berita bohong yang sedang marak di media sosial, menurut Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin sebenarnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sudah punya mekanisme anti hoax. Pernyatan tersebut disampaikan Menag dalam sambutannya saat meresmikan gedung pendidikan IAIN Surakarta yang baru sekaligus membuka Seminar Nasional dengan tema Peran PTKIN Dalam Menangkal Berita Hoax, Fake News dan Palsu, Demi Mewujudkan Persatuan Bangsa, dan Launching Program Doktoral (S3) IAIN Surakarta pada Kamis (29/3). “Sebenarnya kita komunitas pendidikan Islam itu punya tradisi yang sangat baik. Ilmu hadits itu mengajarkan kepada kita betapa kita harus sangat cermat, sangat teliti, sangat kritis dalam menerima berita apapun,” jelasnya.

Menag menjelaskan lebih lanjut bagaimana Islam memiliki mekanisme yang sangat ketat dalam meriwayatkan suatu hadits. Dalam Islam ada Ilmu Mustholah Hadits yaitu ilmu yang mengkaji bagaimana derajat kesahihan suatu hadits. Suatu hadits dianggap sahih kalau para periwayatnya semua bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya. Jadi setiap orang yang meriwayatkan suatu hadits akan diteliti benar bagaimana rekam jejak semasa hidupnya, karakternya, kapabilitasnya dan sebagainya. Setelah meneliti para perawinya baru kemudian mengkaji kontennya. Menag melanjutkan, “Itulah sejarah disiplin ilmu yang luar biasa yang tidak ditemui dalam tradisi selain tradisi keilmuan Islam. Bahkan  mempelajari satu persatu, tidak hanya riwayat hidupnya tapi juga sifat-sifatnya, karakternya, dia suka berbohong atau tidak, dia jujur atau tidak, dia memiliki integritas atau tidak, setiap poin itu dipelajari betul, sampai orang yakin ini orang yang tak di ragukan.”

Oleh karena itu PTKIN sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang di dalamnya mengkaji Ilmu Mustholah Hadits maka diharapkan bisa memainkan perannya dan menjadi percontohan dalam menanggulangi masalah hoax. Menag menegaskan, “Sekali lagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri lagi-lagi berada pada garis terdepan dalam ikut memerangi sifat-sifat jahat dan tidak bertanggungjawab. Karena yang dituntut dari kita adalah, bagaimana tradisi yang baik ini mampu kita build in ada pada diri kita, lalu kemudian kita sosialisasikan.”

Lebih lanjut Menag mengajak agar kita berlaku sehat dalam menggunakan media sosial. Menag memberikan nasihat agar kita tidak buru-buru menshare postingan yang kita terima. “Kita kalau tidak merasa yakin menerima sebuah postingan, jangan mudah-mudah mengshare atau mengirimkan ke siapapun juga. Karena kita ini kadang-kadang suka ingin yang paling cepat mengirim berita-berita yang kita sendiri tidak tahu itu berita tentang apa, yang jelas pokoknya kalau kita mengirim ke tempat lain atau ke grup lain yang paling cepat, seolah-olah kita ini paling hebat dan paling tau tentang hal itu, jelasnya.

Untuk itu agar kita sehat dalam bersosial media, Menag memberikan dua rambu-rambu. Pertama, kita pastikan bahwa kita tidak ragu, kita yakin dengan kebenaran berita yang kita terima dari sosial media. Kedua, berita tersebut memiliki sumber referensi atau rujukan sehingga kita bisa melakukan klarifikasi. Apabila berita tersebut tidak ada sumber rujukannya maka Menag menyarankan sebaiknya berita tersebut diabaikan. Lebih lanjut Menag menjelaskan bahwa gerakan anti hoax bukan hanya persoalan gerakan bersosial media secara sehat, lebih dari itu adalah upaya menjaga kesatuan bangsa Indonesia Sebagaimana dinyatakannya, “Ini juga bagian yang tidak kalah pentingnya dalam rangka kita menjaga keutuhan kita sebagai sebuah bangsa yang majemuk, agar kita tidak terpecah belah, agar kita tidak saling mencurigai.”

Menutup sambutannya Menag mengingatkan bahwa segala yang kita lakukan semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan di akhirat kelak. “Setiap kita mengirimkan sesuatu, kita harus memiliki kesadaran bahwa, kita suatu hari akan dimintai pertanggung jawaban dari postingan yang kita kirim. Oleh karenanya, yakinkan betul sesuatu apa yang kita share apa yang kita sebarluaskan adalah yang dapat kita pertanggung jawabkan,” jelasnya. (JnR/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta