IAIN Surakarta Dorong Kajian Literasi Manuskrip

SINAR- Selasa (3/7) IAIN Surakarta menggelar public lecturer untuk para dosen muda dengan tema  “Peningkatan Literasi Manuskrip dan Publikasi Ilmiah di IAIN Surakarta.” Tema ini dipilih karena masih minimnya kajian atau penelitian yang berbasis pada manuskrip. Sampai saat ini kajian dan penelitian di Indonesia yang menggunakan manuskrip sebagai data primer memang belum banyak padahal hasil temuannya sangat bermanfaat dan bisa mengungkap banyak hal. Hal ini sebagaimana disampaikan Rektor IAIN Surakarta Dr.H. Mudofir, S.Ag.,M.Pd dalam sambutannya, “Di tempat kita secara umum penelitian menggunakan manuskrip itu masih sangat jarang padahal dari manuskrip itu setelah dikaji bisa membongkar fakta-fakta yang selama ini tertutupi. Sehingga ini peluang besar bagi kita untuk mengembangkannya.”

Pernyataan rektor tersebut dibenarkan oleh Dr. Muhammad Zain, S.Ag, M.Ag., Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia, selaku pemateri pertama. Zain mengatakan bahwa di Indonesia banyak sekali manuskrip tapi kurang diperhatikan sehingga diambil negara-negara lain. Lebih menghawatirkan lagi kemauan masyarakat Indonesia untuk mempelajari manuskrip sangat rendah. Zain membandingkan negara-negara lain yang memiliki perhatian besar pada manuskrip sehingga bisa mengungkap banyak hal. Zain menceritakan hasil kunjungan studi bandingnya ke Turki berhasil menemukan bukti hubungan diplomatik antara Turki dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia berupa manuskrip surat-surat. Demikian juga dengan negara jiran kita Malaysia dan Brunai Darussalam juga memiliki perhatian serius terhadap manuskrip. “Ketika terjadi perang di Bosnia maka Malaysia mengirimkan tujuh orang filolog untuk menyelamatkan manuskrip yang ada di sana sehingga sekarang untuk mempelajari Bosnia perginya ke Malaysia. Demikian juga Brunai Darussalam, memboyong banyak manuskrip Indonesia, jelas Zain. Lebih lanjut Zain mengatakan bahwa saat ini Kemenag sedang memberi perhatian yang besar pada penelitian yang berbasis manuskrip.

Sementara itu pembicara kedua, Dr. Moh. Abdun Nasir, M.Ag., dosen hukum Islam UIN Mataram, lebih banyak menjelaskan mengenai penulisan ilmiah. Nasir menjelaskan banyak hal mengenai dinamika penulisan ilmiah dan pengelolaan jurnal di PTKIN. Sebagai penulis jurnal yang artikelnya telah banyak terideks di scopus, Nasir juga membagi ilmunya mengenai cara agar artikel jurnal bisa terindeks atau diterima di scopus. (JnR/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta