Melawan Hoaks Melalui Seminar Jurnalistik

SINAR- Selasa (13/11) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pandawa IAIN Surakarta menggelar Seminar Nasional Jurnalistik bertajuk “Meningkatkan Antusiasme dalam Menyikapi Informasi di Era Mileneal” di Gedung Pascasarjana Lantai 4, IAIN Surakarta. Acara yang dimoderatori oleh Faris Muslim ini menghadirkan dua narasumber, yakni Abu Nadhif (Redaktur Pelaksana Solopos) dan Adib M. Asfar (Ketua Aliansi Jurnalis Idependen Solo).

Abu Nadhif dalam paparannya berjudul “Cerdas di Era Digital” mengatakan bahwa rendahnya tingkat literasi suatu masyarakat akan menyuburkan perkembangan informasi hoaks. Kondisi ini juga akan berbanding lurus dengan menjamurnya portal-portal berita abal-abal sebagai produsen berita. “Adanya tren click bait journalism menyebabkan jurnalisme sampah tersebut menggunakan cara-cara yang tidak etis dan mengabaikan Kode Etik Jurnalisme (KEJ). Padahal, Pasal I KEJ jelas mengatakan bahwa wartawan Indonesia harus bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk. Inilah yang seharusnya jadi pedoman bagi setiap karya jurnalistik,” tegas alumni IAIN Surakarta ini.

Sementara itu, Adib M. Asfar dalam paparannya berjudul “Mengenali Hoaks atau Disinformasi” mengatakan bahwa secara umum informasi hoaks dibedakan menjadi tiga, yakni (1) Disinformasi, (2) Misinformasi, dan (3) Malinformasi. Sementara itu jenis informasi hoaks bisa dikenali atau dibedakan ke dalam tujuh bentuk, yakni: (1) Satire, (2) Konten yang menyesatkan, (3) Konten tiruan, (4) Konten palsu, (5) Keterkaitan yang salah, (6) Konten yang salah, (7) Konten yang dimanipulasi. Di akhir paparannya, Adib memberikan tips dan trik untuk mengenali berita hoaks, antara lain: cek setiap informasi dan jangan langsung percaya pada info yang kontroversial, melakukan verifikasi visual (foto & video), periksa sumber beritanya, dan cek informasi melalui aplikasi-aplikasi verifikasi data dan fakta.  (AR/ Humas Publikasi) #banggaIAINSurakarta #suksesAPT-A