Emak-Emak Milenial Sebagai Pahlawan

Oleh: Triningsih, S.IP
(PustakawanMuda IAIN Surakarta)

#banggaIAINSurakarta
#SuksesAPT-A

 

 

“Kita semua adalah penyala harapan untuk Indoesia”

(Joko Widodo-Presiden Republik Indonesia)

 

Kata mutiara dari bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia diatas sangat dalam maknanya. Artinya, Indonesia sebagai sebuah negara yang besar membutuhkan orang-orang untuk membuat maju dan berkembang secara lebih baik. Indonesia bisa berubah karena masyarakat yang hidup didalamnya berusaha berubah pula. Satu aksi dari seseorang akan memotivasi dan mempengaruhi orang lain di sekitarnya. Maka sudah saatnya diri kita sendiri mempunyai semangat serta harapan yang menyala untuk Indonesia, termasuk kaum emak.

Namun, jika kita amati kecenderungan emak-emak saat ini yang kesehariannya menggunakan teknologi komunikasi, sudah tidak ada batasan untuk mendapatkan informasi apapun, justru celah untuk mendapatkan informasi yang kabur, berita hoax.

Emak Hoaks

Emak-emak milenial adalah mereka yang saat ini posisinya sudah berstatus sebagai orang tua dan atau berstatus sebagai ibu, dimana mereka itu lahir pada tahun 1982-1994. Emak-emak milenial mempunyai semangat yang tinggi dalam bidang komunikasi dan teknologi informasi.

Sekitar seminggu yang lalu, di media sosial tersebar berita yang membuat resah para emak berupa penculikan anak. Nyaris semua grop whatsapp isinya sama, penculikan anak disertai foto-foto pelaku yang tertangkap, serta foto-foto anggota tubuh anak yang sudah diambil organ-organ tubuh mereka yang kemudian hanya tinggal tengkorak atau tulangnya saja. Mengerikan. Dan kabar ini diterima mentah, tanpa mencari sumber kedua atau memverikasi. Emak-emak justru saling membagikan, mengomentari, dan berbagi kecemasan.

Seharusnya, sebagai emak milenial, mereka terlebih dahulu merujuk apakah kabar tersebut benar atau hanya informasi hoax yang sengaja disebarluaskan pihak-pihak tertentu. Jikalau kita ikut menyebarkan berita hoax tersebut, maka kita bisa terkena pasal tentang penyebaran berita hoax atau berita palsu. Mereka memang harus waspada terhadap buah hatinya, tapi juga wajib bijak memamah sebuah kabar.

 Menyambut Hari Pahlawan 10 November ini, seyogyanya emak milenial berkontribusi peran nyata. Emak-emak milenial harus berguna untuk diri sendiri. Berprofesi apapun (entah dokter, dosen, guru,  pengacara, pustakawan, dan lain sebagainya) semaksimal mungkin mengeksplore diri sendiri untuk bisa bermanfaat. Emak-emak milenial juga harus berguna untuk keluarga. Menjadi pahlawan dalam keluarga bagi emak-emak membutuhkan kesabaran yang ekstra apalagi emak-emak karier yang harus memanajemen waktunya agar keluarga juga mendapat porsi. Emak-emak milenial juga harus menjadi pahlawan terhadap lingkungannya. Berat juga, ya?

Hari Pahlawan 10 November besok adalah momentum yang tepat untuk menyadari bahwa emak milenial itu harus menjadi pahlawan untuk diri sendiri, untuk keluarga, serta untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Selamat Hari Pahlawan.

Artikel ini telah dimuat di Harian Wawasan Semarang, edisi Jumat 9 November 2018.