IAIN Surakarta Menandantangani Nota Kesepahaman dengan Universitas Duta Bangsa

SINAR- Rabu (10/7) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta tanda tangani Nota Kesepahaman dengan Universitas Duta Bangsa. MoU ditandangani langsung oleh Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, S. Ag., M.Ag. dengan Rektor Universitas Duta Bangsa Drs. Singgih Purnomo, M.M.

Kerjasama ini memfokuskan pada Tridharma Perguruan Tinggi yang terdiri bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Harapan kami MoU ini tidak hanya hitam di atas putih, tetapi kami bisa berbagi karena sama-sama perguruan tinggi, sama-sama di solo, dan berharap sama-sama menguatkan” ungkap Rektor Universitas Duta Bangsa Drs. Singgih Purnomo, M.M. Salah satu hal yang dibahas dalam MoU tersebut yakni, adanya keulitan bagi Universitas Duta Bangsa dalam bidang penelitian, dimana penelitian yang dilakukan dosen pemula yang sudah lolos penelitian minimal dua kali, sedikit kesulitan untuk naik ke level yang lebih tinggi karena kekurangan doktor, sebab hanya ada dua doktor yang sudah lulus. Sehingga pada saat mengusulkan penelitian ke DIKTI kendalanya adalah jumlah doktor, karena itu syarat untuk naik ke level yang lebih tinggi termasuk untuk jurnal internasional.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Surakarta menyampaikan, bahwa IAIN Surakarta di dalam publikasi sudah menghasilakn tiga syntax kemudian 15 diantaranya sudah OJS, karena perguruan tinggi itu dijalankan berdasarkan SNPT (Standar Nasional Perguruan Tinggi) sehingga pengukurannya mengikuti BAN PT itulah yang dibangun.

Rektor IAIN Surakarta juga menyampaikan bahwa untuk Universitas Duta Bangsa ini saling melengkapi, yakni Universitas Duta Bangsa mengutamakan untuk  mengembangkan otak kiri (keterampilan komputer) dan sebagainya. Hal ini telah menghasilkan peradaban barat, tetapi kemudian terdapat pergeseran besar karena ternyata orang rindu kepada kehangatan , kedamaian, kemudian kerjasama, jadi kalau ini dari kiri kekanan, otak kanan ini bekerja itu sebagai intelligent of high concept high touch, kecerdasan konsep tinggi dan sentuhan tinggi, pergeseran tinggi ini penting karena tidak ada stabilitas bangsa yang dibangun hanya dari ilmu dan teknologi. Tetapi dibangun oleh otak kanan yang cirinya ditandai dengan yakni satu kecakapan mengenal pola dan peluang, kemudian berempati. Kemudian high touch sentuhan tinggi itu akhirnya mampu membangun sentimen-sentimen kedamaian, kebahagiaan diri dan manusia lainnya. Ini saling melengkapi, maka membangun institusi perguruan tinggi ini itu harus melengkapi otak kiri dan otak kanan. Maka dengan adanya penandatangan MoU ini dapat saling memberi dan menerima apa yang lebih disana dan apa yang lebh disini. Sehingga Tridharma Perguruan Tinggi tersebut menjadi lebih mudah tercapai, baik itu pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. (Lan/ Humas Publikasi) #banggaIAINSurakarta

Foto: Gustaf