IAIN Surakarta Matangkan Alih Status Menjadi UIN

SINAR- Dukungan alih status IAIN Surakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat. Kali ini dukungan tersebut datang dari salah seorang Guru Besar UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta yaitu Prof. Dr. Jamhari, M.A. Beliau hadir di Hotel Syariah Solo selain memberikan dukungan alih status IAIN menjadi UIN, juga didapuk untuk menjadi narasumber dalam Focus Grup Discussion (FGD) Pematangan Alih Status IAIN Menjadi UIN dengan tema Asistensi Penyusunan Business Plan. Kegiatan yang diselenggarakan pada Selasa (12/11) tersebut, dihadiri oleh jajaran pimpinan di lingkungan IAIN Surakarta baik di tingkat rektorat maupun fakultas.

Dukungan para akademisi seperti Prof. Jamhari dari UIN Jakarta ini penting karena dengan dukungan tersebut berarti memberikan motivasi dan penyemangat khususnya untuk tim alih status IAIN Surakarta agar segera menyusun bisnis plan. Ini berarti menggandeng IAIN Surakarta untuk meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih baik kepada masyarakat, ungkap Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, S. Ag., M. Pd. Dengan hadirnya Prof. Jamhari ditengah kita, diharapkan dapat bersinergi dan berbagi pengalaman seperti apa transformasi UIN Jakarta dulu, sambungnya. Kemudian beliau juga mengungkapkan bahwa tahun 2020-2025 dibuka kran alih status IAIN menjadi UIN, dari 30 IAIN yang masuk, 9 diantaranya dinyatakan telah layak dan siap untuk alih status, diantaranya adalah IAIN Surakarta, karena itu optimalkan FGD ini untuk mendengar paparan dari narasumber. Menanggapi hal tersebut Prof. Jamhari selaku narasumber, mengawali paparannya dengan menceritakan awal mula transformasi UIN Jakarta dari mulai penyusunan dokumen hingga saat ini. Beliau mengatakan sebelum menyusun dokumen-dokumen untuk kelengkapan alih status terlebih dahulu harus mengetahui pijakan awalnya seperti apa, kemudian harus memiliki keunggulan atau distingsi yang menjadi pembeda dengan Universitas lain. Misalnya UIN Riau dengan keunggulan melayu nya, UIN Malang dengan Ma’had Aly nya dan IAIN Surakarta harus memiliki hal tersebut, jelasnya. Kemudian benchmarking, tetapkan target dan strateginya sampai lima tahun kedepan seperti apa, lengkap dengan indikator kinerja dan capaian. Jadi itu yang harus dipersiapkan oleh tim, sambungnya. (Zat/Humas dan Publikasi)