Prodi SPI Menggelar Kuliah Sejarah Kesehatan di Indonesia

SINAR- Senin (18/11), Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) bekerjsama dengan Penerbit Kompas kembali menyelenggarkan Seri Kuliah Sejarah. Kali in tema yang diangkat adalah “Sejarah Kesehatan di Indonesia”. Narasumber seri kuliah sejarah kali ini adalah Vivek Neelakantan sejarawan asal India yang menyelesaikan studi sejarah di Sidney University, Moordiati pengajar jurusan sejarah Universitas Airlangga yang memiliki fokus kajian sejarah kesehatan dan juga Martina Safitry pengajar Prodi Sejarah Peradaban Islam yang juga banyak mengkaji persoalan sejarah kesehatan pada masa kolonial.

Acara ini dilaksanakan di Gedung Fakultas Adab dan Bahasa lantai 4 dengan dihadiri oleh mayoritas mahasiswa SPI IAIN Surakarta.

Kuliah mengenai Sejarah Kesehatan di Indonesia diawali dengan paparan Martina Safitry yang memberikan uraian tentang “Studi Sejarah Kesehatan: Sebuah Pengantar”. Dalam presentasinya Martina mengemukakan bahwa sejarah dunia mencatat pada abad pertengahan tidak sedikit pemikir dan ilmuan Islam yang menyumbang banyak pemikiran dan penelitian untuk ilmu kedokteran dan kesehatan modern. Sebut saja Ibnu Sina dan Muhammad ibn Zakarīya Rāzi yang karyanya banyak dipakai dalam kurikulum medis di universitas-universitas Eropa. Aspek penulisan sejarah kesehatan juga banyak dibahas oleh sejarawan di luar negeri. Namun berbeda halnya dengan kondisi di Indonesia. Kajian mengenai sejarah kesehatan masih belum banyak dilirik oleh sejarawan di Indonesia. Terlebih lagi yang terkait dengan sudut pandang keislaman. Menurut Martina terdapat beberapa faktor mengapa penulisan sejarah kesehatan di Indonesia belum banyak diminati antara lain kurangnya integrase keilmuan, kendala bahasa sumber, manuskrip lokal yang belum tergali, dan publikasi sejarah kesehatan yang masih minim seperti buku dan jurnal khusus bertema sejarah kesehatan.

Pada kegiatan kali ini Prodi SPI menggandeng Penerbit Kompas sekaligus untuk membedah buku berjudul “Memelihara Jiwa-Raga Bangsa: Ilmu Pengetahuan, Kesehatan Masyarakat dan Pembangunan Indonesia di Era Soekarno”. Buku yang tulis oleh Vivek Neelakantan merupakan salah satu contoh dari penulisan sejarah kesehatan di Indonesia.

Pertanyaan penting dalam buku ini adalah bagaimana kesehatan menjadi satu komponen pembangunan? Pada era Soekarno ilmu pengetahuan menjadi satu kendaraan untuk menghasilkan aspirasi Indonesia untuk menjadi pemimpin Gerakan Non Blok salah satunya adalah ilmu pengetahuan kesehatan. Menurut Vivek integrase perspektif politik maupun sejarah sangat penting untuk bisa investigasi bagaimana kesehatan menjadi satu komponen pembangunan di Indonesia.

Moordiati menilai karya Vivek Neelakantan menjadi role model sekaligus juga bukti serta jawaban atas “kegamangan” serta keraguan dari sebagian besar sejarawan mengenai ketiadaan rekonstruksi serta eksplanasi peristiwa sejarah Indonesia pada periode 1950an. Tawaran tema serta topik besar yang digunakan oleh Vivek mengenai kesehatan telah mengisi kekosongan dalam historiografi Indonesia periode 1950an selama ini. Dalam uraiannya, Moordiati juga mengatakan bahwa tidak sedikit tokoh pembuat kebijakan kesehatan berasal dari kalangan santri dan pemikiran keislaman ikut mewarnai kebijakan kesehatan yang diambil oleh pemerintah.

Dari diskusi ini diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang historiografi sejarah kesehatan di Indonesia. Dengan mengetahui ragam historiografi sejarah kesehatan, dapat menjadi penguat semangat untuk mengkaji sejarah kesehatan dengan basic keislaman. (Gie/ Humas Publikasi)

Sumber: Latif Kusairi