Perdana di IAIN Surakarta, Seminar Nasional Jurnalistik DEMA FEBI Dibanjiri Peserta

SINAR- Rabu (27/11), Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Surakarta telah berhasil menyelanggarakan acara Seminar Nasional Jurnalistik yang merupakan program kerja dari departemen Humas. Seminar yang dilaksanakan di graha ini mengangkat tema “Open The World With Journalistic Learning” dengan menghadirkan 2 pembicara yaitu Abdul Rokhim selaku pemimpin redaksi Jawa Pos dan Edo Segara seorang penulis buku. Seminar ini dihadiri oleh kurang lebih 900 peserta dari berbagai jurusan.

Acara seminar ini terdiri dari pembukaan, tilawah Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia raya serta Mars Mahasiswa, dan kemudian dilanjutkan sambutan oleh ketua panitia yaitu Yoanda Hengki Chaniago, sambutan dari ketua umum Dema FEBI yaitu Rizki Fajar Santoso dan Sambutan dari Bapak Asep Maulana Rohimat, S.E., M.Si selaku pengelola website Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Seusai sambutan dan pemukulan gong yang menandakan dibukanya acara, panitia memantik peserta dengan stand up comedy oleh ukm T-Maps yaitu Sdr. Galang.

Acara Seminar Nasional Jurnalistik ini dipandu oleh moderator yaitu Amin Nur Rohman yang merupakan Aktivis ulung dari jurusan Manajemen Bisnis Syariah. Pembicara pertama, yaitu Bapak Abdul Rokhim menyampaikan “Jurnalistik adalah tempat terakhir dunia informasi yang masih bisa didapatkan pada perubahan era digital saat ini, apalagi di Indonesia saat ini yang merupakan negara dengan masyarakat yang paling tinggi kepercayaannya akan informasi di media sosial.” Perubahan pola komunikasi pada zaman dahulu dan sekarang yaitu zaman dahulu “one by one” atau dari mulut ke mulut sedangkan pada zaman sekarang terbiasa dengan “many to many” atau dari banyak orang ke banyak orang. Kita mendapatkan informasi dari banyak orang lewat media sosial kemudian langsung menyebarkannya ke akun sosial media kita untuk orang banyak. Kemudian “connect, but no connection” yang artinya kita sama-sama terkoneksi tetapi tidak terhubung. Seperti yang kita ketahui, banyak orang yang mungkin berdekatan namun asing atau sibuk dengan gadgetnya sendiri. Ketika dalam forum mungkin kita mendengarkan pembicara tetapi sambil sibuk dengan gadged, itu merupakan contoh dari terkoneksi tetapi tidak terhubung. Berikutnya adalah cara millennial mengkonsumsi berita, contohnya Fenomena ketika audiens mengonsumsi berita, bukan karena berniat mencari berita, melainkan karena menemukannya secara tidak sengaja. Namun, karena kebetulan topiknya cocok, pembahasannya menarik, ditambah lagi milenial merasa akan mendapat faedah usai membacanya, maka berita tersebut lantas dikonsumsi. Tak sampai di situ, bapak Abdul Rokhim juga membocorkan beberapa rukun iman berita, yaitu : Penting, aktual, unik; asas kedekatan; asas ketokohan; magnitude (kekuatan suatu peristiwa); human interest (penderitaan, kesedihan, kebahagiaan); dan unsur konflik.

Penyampaian materi dilanjutkan oleh pembicara kedua, yaitu Bapak Edo Segara yang memaparkan 7 Strategi yang bisa membuat penulis pemula menerbitkan bukunya, yaitu : 1. Buat judul menarik seperti “resign and get rich”, 2. Sinopsis Naskah Buku yaitu ringkasan dari isi buku tersebut, 3. Personal Branding (citra baik penulis), 4. Alasan Naskah Layak Terbit, 5. Buku yang menjadi Pesaing dan Keunggulan Naskah, 6. Prolog, Epilog, dan Testimoni yaitu pendapat dari luar tentang isi buku tersebut, 7. Promosi Buku dan Sasaran Pembaca. Kemudian beliau juga memaparkan tips menemukan akhir dari tulisan yaitu dengan mencari kesimpulan dari tulisan kita. Beliau juga memberikan closing steatment yaitu “Dunia sekarang sudah berubah, kita bisa pakai platform apapun, namun manfaatkan untuk hal-hal yang baik.”

Acara berakhir dengan beberapa pertanyaan dari peserta dan ditutup dengan hiburan dari panitia penyelenggara. Panitia penyelenggara memaparkan bahwa memang jarang ditemui acara semacam ini yang diadakan dalam bentuk seminar, dengan kontribusi tiket masuk sebesar Rp. 10.000,- peserta sudah mendapatkan banyak ilmu dari pemateri yang sudah expert di bidangnya., sehingga Graha pun Penuh sesak dengan banyaknya peserta yang mengikuti acara.

Panitia berharap, dengan diadakannya acara seperti ini mampu menabah pengetahuan mahasiswa di bidang jurnalistik, sehingga mahasiswa juga mampu menyaring informasi dan terhindar dari hoax. Harapan besar panitia adalah dapat terbentuk komunitas pers mahasiswa di lingkup Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. (Gie/ Humas Publikasi)

Sumber : Meilani, An nisa, RFS