Tersesat di Jalan yang Benar (Salah Jurusan, Kuliah Ngambil Hikmahnya)


Oleh: Emma Sofia Muallifah (Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah)
Santriwati Pondok Pesantren Mahasiswa Darussalam Kartasura

Istilah salah jurusan dalam dunia perkuliahan secara umum dapat diartikan sebagai keadaan mahasiswa yang merasa bahwa dirinya telah salah berada di jurusan yang harus ia tekuni selama ia kuliah. Salah jurusan juga dapat diartikan sebagai ketidak-cocokkan mahasiswa dalam situasi dan lingkungan ia berada. Ibarat salah jurusan saat naik bus, ketika bukan jurusan yang menuju ke tempat A, dan malah ke tempat lainnya. Otomatis bukan bus dengan jurusan salah yang diharapkan penumpang. Sebaliknya ia ingin kembali atau bahkan berganti dengan bus jurusan tempat yang ia tuju.

Bahkan istilah salah jurusan dalam Twitter dengan penggunaan tagar #SalahJurusan telah menjadi thread atau mutual, yang menunjukkan bahwa istilah tersebut ramai dibahas. Misalnya salah satu tweet yang menggambarkan kasus salah jurusan ini, “Banyak yang mengiraku bodoh. Otakku basic IT Multimedia, kuliah jurusan ekonomi. Sebenarnya tidak bodoh, hanya saja tidak berada di tempat yang tepat.” Tak lupa dengan tagar #SalahJurusan, milik akun Twitter @purundawa. Dan akun official milik Radio Unair @RadioUnair yang megisikan semangat lewat cuitan-nya “Hey para mahasiswa #SalahJurusan. Impian masih panjang bro/sist !! keep fighting :)” dibarengi foto sebuah kaos bertuliskan “Salah Jurusan Belum Tentu Salah Masa Depan”. Begitulah seterusnya banyak unggahan dalam twitter yang menggunakan tagar tersebut, dan membuatnya seperti dialami mahasiswa bergantian waktu.

Banyak faktor yang membuat kasus Salah Jurusan mencuat di lingkungan kuliah. Seperti halnya ujian masuk kampus, salah persepsi, kurangnya informasi sebelum pendaftaran, bahkan dengan permasalahan umum seperti paksaan orang tua, adaptasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan mengenai jurusan yang ia jalani. Seperti umumnya kita tahu tentang sistem  masuk kampus, bahwa pelajar diharapkan memilih maksimal tiga jurusan untuk dipertimbangakan. Dan bisa jadi yang terpilih oleh penilaian sistem adalah jurusan yang kurang disukai. Selain itu juga ada salah persepsi karena kurangnya informasi yang didapat. Bahkan  juga terlalu menciptakan ekspektasi atau dugaan tanpa informasi yang jelas. Misal ketika seorang mahasiswa memilih jurusan pendidikan biologi, yang dianggapnya lebih mendalami teori beserta penjabarannya. Namun yang terjadi adalah banyaknya praktikum di luar ruanag, sehingga memerlukan tenaga, biaya, bahkan waktu yang lebih banyak.

Faktor lainnya seperti kurangnya adaptasiyang baik dengan lingkungan ia berada. Misal ia seorang mahasiswi berkepribadian introvert, atau sederhananya  cenderung pendiam, namun ia memilih jurusan penyiaran. Di sini bukan kepribadiannya yang salah, namun lingkungan ia berada harus sesuai dengan pilihannya atau dia sendiri yang harus belajar menyesuaikan. Sifatnya yang cenderung lebih tertutup, akan menjadikannya kurang komunikasi, ditambah bila ia tak mencoba untuk bergabung dengan suatu komunitas atau organisasi, atau keluar menyapa lingkungan kampus yang baru ia masuki. Karena jurusan yang ia ambil adalah penyiaran, maka didalamnya seluruh mahasiswanya dituntut untuk banyak komunikasi, memiliki banyak relasi dan korelasi dengan berbagai karakter. Komunikasi yang baik diperlukan agar mahasiswa dapat bekerja sama dengan tim, menyuarakan pendapat, menjadi lawan bicara yang baik, hingga mampu tampil di depan khalayak umum.

Contoh faktor salah jurusan yang lain adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman, bahkan usaha ia dalam menyelami ilmu jurusan yang ia ambil. Misalnya kasus seorang mahasiswa yang memilih jurusan ekonomi, tanpa sebelumnya tahu-menahu apalagi paham dengan hiungan-hitungan matri pmbelajaran ekonomi. Sudah tentu ia akan segera menyerah jika belum melakukan usaha. Paling gampangnya adalah usaha menerima jurusan yang akan ditempuhnya.

Salah jurusan adalah hal yang wajar tidak disukai dan terasa sulit untuk dijalani. Bahkan jursan yang dipilih sendiri, disukai, diminati saja masih terasa sulit dilakoni. Kasus-kasus mahasiswa yang lulus dan akhirnya wisuda dengan gelar ilmu yang katanya “salah jurusan” saja juga tidak sedikit. Bukan rasa ingin segera selesai, tapi mahasiswa selayaknya tahu dengan apa yang telah ia dapat, maka selanjutnya harus ia perjuangkan. Apa jurusan yang telah di dapat, harus dijalani dan diusahakan sungguh-sungguh.

Secuil kisah apik nan menggemaskan juga muncul dari salah seorang selebgram cantik, pun berbakat. Ia mengisahkan tentang perjalanan kehidupan kuliahnya, yang dapat dikatakan bahwa ia tetap melakoni perannya sebagai pemilih jurusan tersebut dan harus menguasai apa yang telah ia dapat. Dalam unggahan di akun instagramnya, @bellmirs pada 25-09-2019, brtuliskan “Officialy Bela Almira, S.Pd. Alhamdulillah 4 tahun jadi mahasiswi jelata banyak ngasih pelajaran. Jujur aja… kadang kalo ada yang nanya “kuliah apa?” “Pendidikan Matematika” “wuedeeeh hebaaat”, tapi nyatanya… kuliah lebih dapetin ilmu sabar, ilmu manajemen waktu, ilmu ikhtiar, dan ilmu-ilmu kehidupan lainnya daripada ilmu matakuliahnya hihihi, astaghfirullah wkwkwk maapin aku. Untung Allah sayang aku, alhamdulillah lulus juga. Semangat teman2 pejuang skripsi atau yang akan berjuang. Hehehe itu seru! Serius wkwk jadi mohon maaf kalo ada yang nanya “waaah kuliahnya ngambil apa, Bell?” “ngambil hikmahnya :)”.  

Pada akhirnya, penulis ingin menyampaikan bahwa seberapapun kamu merasa salah jurusan, percayalah meski sekarang kamu anggap salah, namun sungguh tak ada jurusan yang menjerumuskan ke jalan yang buruk, apalagi sampai jurusan yang membunuh. Selagi jurusan tersebut tidak terlalu menguras pikiranmu dan tidak pula banyak merugikanmu, ya jalani saja. Anggap saja seperti tersesat di jalan yang benar. Bila kenyataannya susah, mungkin kamu belum melakukan usaha apa-apa. Kalau dirasa sudah tirakat tapi belum juga ngerasa cocok dan sreg, berarti usahamu kurang mantap. Dan jika masih juga usaha supermu tak membuahkan hasil, pada akhirnya ya terima saja. Jurusan itu akan setia menemanimu sampai kamu lulus, masa iya mahasiswanya malah kabur? Hehehe. Kalau sudah lelah usaha, ya melangkah saja perlahan, ganti usaha ngebut dengan menikmati setiap prosesnya. Selamat bergandeng tangan dan beradamai dengan jurusanmu ya! Semoga sukses!.