Menjajaki Sumber Daya, IKEMAS IAIN Surakarta Eksplor Sukoharjo di Industri Kain Pantai Mojolaban, Ini Petualang Singkatnya

SINAR- Ikatan Keluarga Mahasiswa Sukoharjo (Ikemas) IAIN Surakarta mengadakan Eksplor Selasa, 31 Desember 2019 pukul 09.00 WIB. Kegiatan tersebut berlangsung di Industri Kain Pantai, Mojolaban.

Banyak pelajaran yang dipetik dari kegiatan ini. Yakni mengetahui proses pembuatan kain pantai lalu tantangan yang menjadi kendala industri tersebut.

Kegiatan diikuti oleh 18 anggota Ikemas, dari berbagai kecamatan di Sukoharjo seperti Polokarto, Mojolaban, Bendosari, Weru dan lain sebagainya. Adapun ketua panitia eksplor Fatimah Nur Afifah Ahmad, merupakan Mahasiswi Ilmu Alquran dan Tasawuf (IAT) IAIN Surakarta semester 5. “Teman-teman dari ikemas antusias dalam mengikuti eksplor ini, karena dapat menambah wawasan serta cuci mata”, paparnya.

Sementara itu, pemilik Industri Kain Pantai yang dikunjungi oleh mahasiswa sukoharjo ini bernama Triyanto. Namun, lebih akrab disapa pak gendut. Kurang lebih 20 tahun dia merintis usaha industri dan ditemani 20 karyawan sampai saat ini. Karyawan tersebut merupakan asli warga sekitar. Industri tersebut terletak di Dukuh Krajan Rt 03/06 Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo

Kegiatan ini pemilik menunjukkan tempat proses pembuatan serta menjelaskan mengenai proses pembuatan kain pantai. “Awal kain di jemput sama karet, setelah proses jumput selesai, masuk pewarnaan. Setelah pewarnan kering, dilanjutkan pengancingan warna. Kemudian setelah dikancing warnanya, didiamkan satu malam. Lalu paginya dicuci menggunakan air terus dijemur. Setelah kering, dilanjutkan penghalusan kain yang dinamakan kalendher. Dari kalendher kemudian proses rombe/sliwir lalu proses selesai”, Ungkapnya.

Kemudian dia juga menjelaskan mengenai tantangan yang dihadapinya, mulai dari tantangan omzet saat cuaca  tidak mendukung kemudian banyak yang memproduksinya dalam satu kampung. “Kalau dari tantangan omzet mulai menurun karena saingan. Kalo dari cuaca bisa dimaklumi”, tegasnya.

Hasil dari industri tersebut, kain panjang yang terdapat motif warna bahkan terdapat corak parang. Setelah itu, barang dikirim keluar kota. Hingga menjadi sebuah pelanggan bahkan sudah dalam waktu lama. “Kebanyakan Bali, tapi ada juga Jakarta Pasar Cipulir”, ungkapnya. “Kalo kunci sukses saya tidak tahu mbak, wong (orang) saya sendiri belum sukses. Kalau ngasih pesan sukses ditertawakan ayam. Ha ha ha.”, Ujarnya. Pemilik dari industri ini cukup terkenal dimasyarakat bahkan dia dikenal rendah hati. Kemudian, kegiatan tersebut berakhir foto bersama anggota Ikemas yang hadir serta pemilik dari industri tersebut. (Gie/Humas Publikasi)

Sumber: Puput