Belajar Moderasi Beragama, Mahasiswa IAIN Surakarta KKN Nusantara di NTT


SINAR-  Setelah sebelumnya mengirimkan mahasiswa ke Ambon, IAIN Surakarta kembali kirimkan mahasiswanya untuk KKN Nusantara di Kupang Nusa Tenggara Timur. KKN Nusantara yang diinisiasi oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia ini di ikuti oleh 75 mahasiswa dari 25 PTKIN se Iandonesia termasu IAIN Surakarta.

Sebelum terjun langsung ke lapangan, terlebih dahulu para mahasiswa peserta KKN Nusantara di wajibkan untuk mengikuti workshop selama 3 hari yang dilaksanakan pada Selasa-Jumat (7-10/1). Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur PTKI Kemenag Prof.Dr. Arskal Salim, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ( PPM) Kemenag RI Dr. Suwendi M.A, Kakanwil Kemenag Provinsi NTT, para ketua LP2M dan kepala pusat PPM PTKIN seluruh Indonesia. 

Ketua Panitia KKN NUsanatara (Kapus Dimas LPPM UIN Sunan Ampel) dalam sambutannya menjelaskan, KKN Nusantara 3T ini mengusung tema `Peace Building Mewujudkan Moderasi Beragama dalam Membangun Indonesia dengan Metode ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT (ABCD). Kegiatan tersebut terlaksana berkat kerjasama masing-masing PTKIN, Direktorat Diktis, Kanwil Kemenag NTT menjadi penentu terwujudnya KKN Nusantara di daerah 3 T Provinsi NTT dipilih menjadi lokasi KKN Nusantara karena Provinsi tersebut menjadi model kerukunan Beragama yang baik di Indonesia dan menjadi bahan belajar penting bagi mahasiswa untuk belajar moderasi beragama, terangnya. Dalam KKN Nusantara ini mengambil lokasi di desa-desa Kecamatan Sulamu.

Di NTT acara natal ibu-ibu Katholik atau Kristen Protestan yang memasakkan adalah Dharma Wanita Kemenag yg beragama Islam, ungkap Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kemenag NTT. NTT menjadi daerah paling rukun kedua di Indonesia, mengamalkan hormat tetangga di NTT menjadi tantangan tersendiri karena banyaknya babi dan anjing, tetapi semuanya bisa berjalan dengan baik. Di NTT, mari kita kawal Islam rahmatan lil alamin, dengan menata hati, menata akhlak, sehingga semua makhluk Allah SWT bisa senang kepada kita, sampai babi sekalipun, lanjutnya.

Sementara itu Dirjen PTKI Prof Arskal Salim dalam arahannya mengatakan, Poin penting dari KKN Nusantara ini diantaranya adalah ada semangat kebersamaan antar PTKIN, yang berarti semakin banyak dukungan dari PTKIN mendorong mahasiswa memiliki jiwa kolaborasi dalam mengabdi kepada masyarakat dan persoalan lainnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan, program ini bisa diperluas ke mancanegara, dengan catatan memang membutuhkan PTKIN untuk membangun masyarakat baik org Indonesia yg tinggal di luar negeri maupun warga asing, terutama di masa post truth. Selain itu dalam moderasi beragama perlu melibatkan media secara on line, ada pengabdian nusantara, ada pengabdian internasional dan pengabdian online. (Zat/Humas dan Publikasi)