Halaqoh dan Silaturahmi Pesantren se – Solo Raya di IAIN Surakarta

SINAR – Dunia saat ini, dapat dikatakan sedang darurat terorisme. Aksi ISIS (Islamic State of Irak and Syiria), organisasi teroris terbesar dan terkaya saat ini membuat negara-negara di dunia harus sigap menanggapi, terutama di Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Selain itu, berbagai kerusuhan telah terjadi di Indonesia, seperti Poso, Sampang, dan terakhir kerusuhan di Tolikara Papua yang menghentakkan kehidupan damai di bumi Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka turut mencegah adanya aksi terorisme tersebut dan membentengi pesantren, Penerbit Pustakacompas Jakarta bekerjasama dengan Ihyaul Qur’an, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta menyelenggarakan Halaqoh dan Silaturahmi Pesantren se – Solo Raya, Senin (21/9).

haloqoh dan silaturahmi ponpes se solo rayaLangkah paling awal adalah memperkuat pemahaman agama dan ideologi generasi muda. Terutama wawasan tentang Jihad dalam Islam dan bahaya serta larangan tentang aksi teroris itu sendiri. Aksi terorisme telah merusak citra Islam sebagai agama yang penuh cinta kasih dan cinta perdamaian menjadi agama yang menakutkan. Dalam konteks Indonesia, pesantren adalah lembaga tradisional pendidikan agama yang terkena imbasnya. Yaitu stigma bahwa pesantren adalah sarang teroris. Ini adalah masalah serius yang harus disikapi oleh semua lapisan masyarakat, karena menyangkut keutuhan bangsa dan negara.

“Acara ini bertujuan untuk makin mempererat tali persaudaraan sesama muslim dan menjalin kerjasama untuk kemajuan bangsa, memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Islam di Indonesaia khususnya peranan pesantren dalam membangun bangsa dan menegakkan NKRI, memproteksi ancaman radikalisme dan trans-nasionalisme yang membahayakan kedaulatan Indonesia dan  generasi penerus bangsa  dan dalam rangka menangkal masuknya paham-paham terorisme dan ISIS di Indonesia melalui pesantren,” terang Imam Muttaqin Kholid selaku ketua panitia.

Halaqoh dan silaturahmi pesantren ini menghadirkan narasumber KH. Dian Nafi (Pengasuh PP Al Muayyad dan Rois Syuriah PWNU Jateng), Dr. Islah Gusmian (Dosen IAIN Surakarta dan intelektual muda) dan MT Arifin (pakar politik dan budayawan). Adapun peserta yang hadir adalah perwakilan dari pesantren di Solo seperti PP Al Muayyad Mangkuyudan, PP Al Muayyad Windan, PP Takmirul Islam, PP Islam Al Mukmin Ngruki, PP Modern Islam Asssalam, PP Jamsaren, PP Qur’aniy Az Zayadiy serta organisasi kemasyarakatan dan civitas akademika IAIN Surakarta dan masyarakat umum.

Dr. Mudhofir selaku rektor IAIN Surakarta dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada para mahasiswa penyelenggara serta berterima kasih kapada para santri yang sekaligus menjadi mahasiswa di IAIN Surakarta. “Mahasiswa IAIN Surakarta ini dipasok dari pesantren, alumninya banyak juga yang dari pesantren. Kalian adalah bagian dari bibit unggul dan berdaya saing tinggi. Keunggulan kalian akan memperluas makna al–Qur’an,” papar Mudhofir.

Dalam acara ini juga dibahas dua buku yang dapat membantu untuk mengulas isu dan masalah tersebut. Sekaligus juga membantu memberi wawasan, memperkuat pemahaman dan mengklarifikasi. Buku tersebut adalah: “Terorisme Bukan Jihad: Kesesatan dan Pelanggaran Aksi Terorisme” dan  buku “Pesantren Bukan Sarang Teroris: Melawan Radikalisme Agama”.

Dua buku ini membawa ruh semangat yang sama, yaitu melawan radikalisme agama dan aksi terorisme. Kedua buku ini mengatakan bahwa “Radikalisasi agama dan aksi terorisme adalah racun dalam kehidupan beragama, berbangsa, bernegara di Indonesia!, Bangsa Indonesia harus bisa bersatu dengan memperkuat ideologi kita Pancasila!”.

Sehari sebelumnya , Ahad, (20/9), para santri dan mahasiswa juga menggelar aksi damai menolak segala jenis kekerasan atas nama agama dan mengajak masyarakat Solo untuk menjaga kedamaiaan dan kerukunan antar sesama. Aksi damai yang digelar di Taman Sriwedari Solo berlangsung tertib. (Humas dan Publikasi)