IAIN Surakarta Akan Menjadi Pusat Pembelajaran Digital

SINAR – Siswa mana sih yang tidak ingin belajar bahasa asing dengan menyenangkan, apalagi belajar sambil nonton film dan bermain game. Disinilah Bazaar Fairy Sale V digelar oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta di halaman gedung FITK, Selasa- Jumat (24-27/11).

Sebanyak 12 kelas terlibat dalam kegiatan tahunan ini. Ada 12 stands yang menjual berbagai media pembelajaran. Media tersebut berupa film dan game yang berbasis PC, Website, dan Android. Menurut Putri Ayu Lestari selaku ketua koordinator, Bazaar Fairy Sale V fokus pada media pembelajaran berbasis digital. “Tahun ini sangat berbeda, kami telah mendesign pembelajaran Bahasa Inggris agar dapat digunakan pada Android, pembuatan Website yang bersifat mobile, film interaktif yang dapat menentukan alur cerita, seluruh games menjadikan mahasiswa sebagai karakternya, dan kami akan mempresentasikan hasil karya yang kami produksi kepada IKAMABSII (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris se-Indonesia). Ini kemajuan yang sangat pesat dibanding tahun lalu,” jelas Ayu.

Kegiatan yang sangat inovatif ini dipandu oleh dua dosen yang mengampu mata kuliah English Instructional Technology (EIT) dan Advance Prose yakni SF Luthfie Arguby Purnomo dan Lukfianka Sanjaya Purnama. “Kali ini kami mengangkat tema creative rebellion. Jika terjemahkan menjadi pemberontakan yang kreatif. Pemberontakan disini yang kami maksud adalah memunculkan inovasi-inovasi pembelajaran yang tidak biasa. Fokusnya sekarang adalah belajar dengan banyak media berbasis digital yang menyenangkan,” terang Sanjaya.

Tujuan dari Bazaar Fairy Sale V adalah untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mahasiswa dapat di bangku kuliah. “Pada dasarnya kami ingin membagi ilmu yang telah mahasiswa dapat di perkuliahan. Dengan membuat sebuah produk, kemudian dijual, maka ilmu tersebut akan lebih bermanfaat dan bisa digunakan orang lain,” imbuh Sanjaya.

Beberapa produk yang dimaksud oleh Sanjaya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) digital yang disebut Izahime 2 atau quiz based fight game, digital novel atau disebut Livin maker 2 non linear digital novel, role playing movie, vocabulary game disebut Slingshot, Memory Match game yang disebut Morrigan, dan HIM (Hidden Maker Item). “Kami sangat berharap, IAIN Surakarta bisa menjadi center of digital area untuk media pembelajaran Bahasa Inggris khususnya,” tutur Sanjaya. “Seluruh game dan film tersebut menggunakan karakter para mahasiswa untuk meminimalkan pelanggaran hak cipta,” imbuhnya.

Dalam pekan ini seluruh applikasi dapat ditemukan dan diunduh di website We Game To Learn.com. Produk berupa applikasi ini dapat diunduh dan digunakan baik di PC, website, dan android.

Acara yang dibuka oleh Wakil Rektor III, Dr. Syamsul Bakri mendapat apresiasi yang tinggi. Beliau pun sangat berharap Fairy Sale ini dapat di LSO- kan (Lembaga Semi Otonom) mengingat kegiatan ini dapat mendukung sisi akademik mahasiswa. Menurutnya Fairy Sale penting untuk mendapatkan pengakuan yang legal formal dari institusi. (Humas dan Publikasi)