SINAR– Peneliti sekaligus guru besar Antropologi Universitas Emory, Atlanta US, James B. Hoesterey kunjungi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Selasa (29/3). Kedatangan James ini guna mengisi acara public lecture dan sharing penelitian mengenai Islamic Studies yang diselenggarakan oleh pengelola jurnal Dinika IAIN Surakarta.
Dalam kesempatan ini ia menyampaikan seluk-beluk mengenai tahapan dan proses dalam melakukan penelitian tentang Islam yang pernah dilakukannya di Indonesia tahun 2005 lalu, yaitu penelitian mengenai Kyai Haji Abdullah Gymnastiar, atau “Aa Gym” seorang Dai yang sangat popular pada waktu itu. Hasil penelitian itu kemudian dibukukan dengan judul “Rebranding Islam: Piety, Prosperity, and a Self-Help Guru” yang di terbitkan oleh Stanford University Press tahun 2015.
Dalam melakukan penelitian antropologi harus dimulai dengan pertanyaan yang datang dari peneliti sendiri, jangan ikut trend saja, tapi ikuti curiosity peneliti. Kemudian bangun metodologi untuk melakukan penelitian. Dalam mengembangkan metodologi ia mempertimbangkan dua teori penelitian antropologi dari 1) Clifford Geertz, dengan metode thick description dalam antropologi budaya harus melakukan penelitian paling tidak satu-dua tahun harus di satu tempat, dan 2) George Marcus melalui teorinya yaitu ethnography through thick and thin description. Teori yang dipakai adalah multi sided ethnography: follow the thinks and follow the person.
Lanjutnya lagi, ia menjelaskan mengenai hasil penelitiannya bahwa pentingnya branding dalam melakukan dakwah. A.A Gym sebagai contohnya, menggali ide-ide keagamaan dari para sufi yang kemudian di gabungkan dengan teori yang didapatkan dari teori psikologi populer barat dan managemen. Campuran teori tersebut menjadikan brand yang baru yaitu managemen Qolbu. Citra diri seorang Dai modern dengan gerakan Islamic entrepreneurship. Citra dan brand baru tersebut akhirnya menjadi begitu popular di Indonesia sebelum adanya kasus poligami. (Mun/ Humas dan Publikasi)