Islamic Banking Festival (HMJ PBS) gelar Seminar Nasional

 

SINAR – Bertempat di gedung Graha,  Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah (PBS) Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta gelar Seminar Nasional “Peran dan Strategi Lembaga Keuangan Syariah (Bank dan Non-Bank) dalam Keuangan Inklusif yang Inovatif dan Kontributif untuk Mendorong Kebutuhan Umum”, Rabu (4/5).

Zulfikar Adib Agamawan selaku ketua HMJ PBS sekaligus ketua panitia menyatakan bahwa seminar nasional merupakan salah satu rangkaian dalam Islamic Banking Festival. Secara khusus, tema ini diangkat karena menjadi isu paling mutakhir di dunia perbankan syariah. Selain itu juga untuk memberi wawasan yang luas kepada masyarakat tentang Lembaga Keuangan karena pada umumnya masyarakat tertentu masih kesulitan dalam mengakses Lembaga Keuangan.

Sedangkan Rektor IAIN Surakarta, Dr. Mudofir dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap kegiatan yang sangat berbobot ini. “Mahasiswa harus terlibat dalam teori dan praktek perbankan karena mahasiswa dituntut mampu mengimplementasikan di dunia nyata,” tuturnya.

Banyak tantangan perbankan yang dihadapi, salah satunya adalah terkait kesesuaian doktrin-doktrin yang sudah ada. Kegiatan ini sangat diharapkan dapat mendorong fakultas untuk melakukan inovasi, kerjasama, dan penjagaan mutu dosen dan mahasiswa sehingga membuat arah ekonomi Islam makin jelas.

Seminar nasional menghadirkan tiga narasumber yang sangat kompeten di bidangnya. Pertama, Ikhwan A. Basri yang merupakan seorang Anggota Dewan Syariah Nasional MUI, beliau fokus pada materi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang Inklusif dalam tinjauan fiqih dan keuangan. Beliau menekankan bahwa LKS itu terbuka untuk non muslim, baik untuk transaksi jual beli, syirkah, dan ijaroh. Ikhwan memprediksikan bahwa LKS di Indonesia brpotensi dapat secar signifikan membantu perekonomian Indonesia.

Dilanjutkan dengan pembicara kedua, disampaikan oleh Dr. Setiawan Budi Utomo, seorang Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi di Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Beliau memaparkan konsep dasar ekonomi syariah. Menurutnya, tujuan dan kesusksesan yang hakiki dalam berekonomi adalah tercapainya kesejahteraan yang mencakup kebagiaan (spiritual) dan kemakmuran (material) pada tingkatan individu dan masyarakat.

Terakhir, pemateri berasal dari Bank Indonesia Pusat, Yulia Sapta Sari. Dalam makalahnya, beliau memaparkan tentang Strategi Membangun Lembaga Keuangan Syariah yang Inklusif. Beliau melihat bahwa Pondok Pesantren memiliki potensi yang luar biasa besar untuk sebuah pengembangan lembaga keuangan. Namun, menurutnya ada beberapa tantangan yang harus di hadapi perbankan syariah di Indonesia. Diantaranya, pasar perbankan syariah masih relatif kecil, perlunya pendalaman pasar atas instrumen keuangan, efisien dan murah, transparansi yang tinggi, kompetensi yang tinggi, Good Corporate Governance, terbatasnya scholar  dibidang syariah, edukasi dan sosialisasi produk syariah, perubahan mindset masyarakat akan adanya pembiayaan syariah, dan keterbatasan koperasi dan LKM Syariah. (Yin/ Humas Publikasi)