Ditolak Penerbit Sampai 7 Kali, Buku Ahmad Zia Khakim, Mahasiswa Fakultas Syariah Akhirnya Terbit

buku zia ahmadSINAR – Mahasiswa Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta telah berhasil menerbitkan buku yang berjudul “Putih Perjuangan Merah Pengorbanan” karya Ahmad Zia Khakim. Diterbitkan oleh DEEPUBLISH Yogyakarta pada Juni 2016, yang berisikan 117 halaman + XIV, dengan ukuran buku 14 x 20 cm yang berbentuk kumpulan artikel. Dalam buku karya Ahmad Zia Khakim ini berisikan 36 judul artikel, yang pada keseluruhan isinya tentang nilai – nilai keislaman yang direlasikan dengan konteks sosial pada saat ini. Salah satu artikel yang menginspirasi seperti “ Mengejar Mimpi” yang isinya menceritakan agar manusia jangan mengejar uang namun mengejar mimpi. Bagaimana Renald Khasali meraih mimpi – mimpinya. Bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup untuk untuk meraih sebuah kesuksesan. Kunci kesuksesan adalah terus berlatih, semakin banyak berlatih, maka jaminan untuk sukses semakin nyata.

Ahmad Zia Khakim sendiri dalam membuat buku ini memerlukan waktu 10 bulan. Dalam proses penerbitanya mendapatkan berbagai tantangan mulai dari ditolak oleh penerbit hingga 7 kali dan ditolak oleh media cetak sebanyak 5 kali. Namun hal ini tak menyurutkan semangatnya untuk menulis dan menerbitkan karyanya. Kumpulan artikel dalam bukunya pun ia dapatkan dari berbagai kegiatan yang ia ikuti sejak semester pertama di bangku kuliah. Ia mengikuti sekitar 60 majelis taklim mulai dari yang berbentuk seminar, simposium, konferensi, workshop, forum group discussion baik lokal, nasional maupun internasional.

Mahasiswa yang lahir di Bojonegoro, 22 tahun silam yang memiliki sebuah motto hidup yaitu “Hidup sekali, hiduplah yang berarti dan membaca atau mati”. Hobi Ahmad Zia Khakim adalah mengajar, belajar, menulis dan tenis meja. Dia juga mengikuti berbagai organisasi sejak di pesantren. Ahmad Zia Khakim sudah mulai aktif dalam dunia diskusi ilmiah yang tergabung di dalam Tunisian Collage kemudian di dalamnya berkecimpung di FP2WS dan di akhir masa nyantri-nya ia menjadi mahasiswa di IAIN Surakarta yang kembali berorganisasi di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), hingga akhirnya ia mendedikasikan diri untuk mengabdi dan mengajar dimanapun dan kapanpun di lembaga apapun baik formal maupun non formal.

Selain sebagai mahasiswa dan juga penulis, Zia menjadi owner di Omah BBM (Baca Buku dan Menulis). Di Bojonegoro, ia berprofesi sebagai pengajar di beberapa pesantren dan madrasah.

“Seorang mahasiswa harusnya lebih produktif. Mahasiswa bukan hanya mengkonsumsi apa yang diberikan para dosen melainkan bisa mengaplikasikannya dan juga bisa memproduksi sebuah karya agar dapat bermanfaat bagi orang lain.  Hal ini bisa dimulai dari hal yang terkecil dan tersederhana,”. Itulah sedikit pesan  Zia untuk teman – teman mahasiswa IAIN Surakarta. (Yin-mgLuki/Humas Publikasi)