Pendidikan Multikultural Pererat Persatuan Bangsa

SINAR-Ratusan mahasiswa Pascasarjana IAIN Surakarta ikuti seminar nasional dengan tema  “Pendidikan Multikultural Pererat Persatuan Bangsa”, Jumat, (12/8) di Aula Pasca sarjana IAIN Surakarta.

Mendatangkan dua profesor dari dua Institusi yang berbeda, usia yang berbeda, latar belakang kehidupan yang berbeda, dan dari suku berbeda, nampaknya menjadi sangat pas ketika dikaitkan dengan tema yang diangkat. Acara yang digelar secara swadana oleh para mahasiswa pascasarjana ini bertujuan untuk memberikan wawasan kebangsaan, keragaman dan multikultural yang saat ini. Tema ini dianggap pantas ketika melihat kondisi nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang semakin terkikis. Seperti yang diungkapkan oleh Rektor IAIN Surakarta saat membuka acara, Dr. Mudofir, M.Pd, mengatakan bahwa seminar semacam ini sangat diapresiasi dan diharapkan karena sesuai dengan tujuan kebangsaan.

Sejalan dengan tugas kemenag yang harus dapat merawat dan menjaga kehidupan beragama dan keberagaman, kita juga dituntut untuk mampu mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan dalam berbangsa dan bernegara. Lebih lanjut Rektor berpesan kepada mahasiswa pascasarjana untuk bisa memberikan sumbangan pemikiran dan tulisan sebagai kontribusi pembangunan masuyarakat. Dosen dan mahasiswa harus ikut serta menggerakkan segala potensi dan sumber daya untuk mencapai tujuan IAIN Surakarta”, paparnya.

Di kesempatan yang sama, Direktur pascasarjana IAIN Surakarta, Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D, mengatakan bahwa Bangsa Indonesia merupakan produk nyata dari multicultural, multidimensi dan multibudaya. Seperti halnya konsep di dalam agama islam yang menekankan adanya persatuan, Prof. Rohmat juga menekankan akan pentingnya semangat kemerdekaan RI menjadi konsep yang bisa diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemerdekaan bangsa dapat meningkatkan kemajuan teknologi informasi, namun sebaliknya kemajuan informasi harus menjadi alat untuk pemersatu bangsa”, katanya.

Lebih lanjut materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, M.A menjadi penyemangat baru bagi para peserta seminar. Prof. Usman mengatakan konsep mutikultural dapat dipelajari di dalam kehidupan berumah tangga. Jika semua dalam keadaan seimbang maka kan terbentuk harmoni. Begitu juga tujuan pendidikan multikultural adalah menciptakan harmoni dalam berbangsa dan bernegara.

Kemudian narasumber yang lain Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnaen mengatakan bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang paling besar dalam keanekaragaman budaya,suku dan bahasa.  Untuk itu bangsa Indonesia wajib bersyukur dan menjadikan keragaman itu sebagai bagian dari islam rahmatan lil ‘alamin.

Konsep pendidikan multikultural bukan menghilangkan identitas suku daerah namun membentuk konsep pendidikan yang berwawasan kebangsaan dan persatuan, saling menghormati dan menjunjung tinggi budaya daerah sehingga dapat menyatu menjadi budaya nasional. (Gie/Humas Publikasi)

#BanggaIAINSurakarta