International Office IAIN Surakarta Berguru Pada Seniornya Di Solo

SINAR – Seperti kata pepatah “pengalaman adalah guru yang terbaik”, IAIN Surakarta International Office atau lebih akrab disebut dengan ISIO yang baru saja di SK kan oleh Rektor IAIN Surakarta beberapa minggu yang lalu pun berguru pada Universitas tetangga yang lebih sepuh dan berpengalaman mengelola Kantor Urusan Internasional (KUI) pada Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Kunjungan dalam balutan silaturahmi sekaligus berguru pada yang dahulu (red: studi banding) ini dilaksanakan pada Kamis (15/9).

Dengan dikepalai Dr. Aris Widodo, rombongan yang berjumlah 8 orang sudah berada di KUI UMS pada pukul 10.00 WIB. Rombongan ISIO disambut hangat oleh Ketua KUI UMS,  Tujuan utama kunjungan tersebut selain untuk bersilaturahmi dan mengenalkan ISIO adalah untuk belajar bagaimana KUI UMS dikelola sejak tahun 2007 sehingga internasionalisasi itu dapat berjalan dengan berbagai hambatan dan tantangannya.

Supriyono, Kepala KUI UMS menyampaikan bahwa beliau memaknai internasionalisasi sebagai mobility mahasiswa. Beliau menekankan bahwa bagaimana mahasiswa UMS banyak-banyak menimba ilmu di negeri orang lain dan sebaliknya bagaimana membuat para mahasiswa asing agar mau belajar di UMS. Hal tersebut dilakukan UMS diantaranya dengan membuat program dobel degree, transfer credit, dan student exchange. Berbeda dengan Hepy Adityarini, S.Pd., M. A., Ph.D salah satu staf KUI UMS yang menyatakan bahwa sebuah universitas yang ingin go international dan akan menerima mahasiswa asing harus sudah siap dengan ideologi dan karakter mahasiswa yang terkadang berbeda dari umumnya dikarenakan latar belakang budaya dan bangsa. Pihak ISIO pun banyak menanyakan perihal hukum dan pengurusan keimigrasian para mahasiswa asing secara teknis. Tak segan-segan, Hepy pun menjelaskan bagaimana seharusnya staf KUI memberi pelayanan dan pengertian kepada para mahasiswa asing. Hal terpenting adalah menjalin hubungan baik dengan pihak kepolisian dan keimigrasian dengan cara mendatangan mereka saat orientasi mahasiswa asing. Hepy pun tak segan untuk menjelaskan secara mendetail hal-hal yang harus diwaspadai KUI terkait dengan ijin tinggal, visa, paspor, kepemilikan motor dan asuransi kesehatan.

Setali tiga uang dengan KUI UMS, Kepala KUI UNS, Taufiq Makmun yang saat itu diwakili oleh Murni Raml, S.P, M. Si. Ed.D selaku deputi International Office UNS, mengatakan bahwa menjalin hubungan baik dengan kepolisian dan keimigrasian sangat penting. Bahkan kedua KUI tersebut memiliki staf khusus untuk mengurus keimigrasian para mahasiswa asing.  Sedikit berbeda orientasi dengan KUI UMS, Murni menyatakan bahwa kami berfokus pada publikasi internasional para dosen, khususnya. Bentuk publikasi tersebut biasanya diawali dengan join research, join international seminar, join international conference, selanjutnya baru pada MoU antar dua universitas. Murni pun juga menerangkan bahwa MoU alangkah baiknya jika ada Person in Charge (PIC) nya agar tidak terjadi kekosongan kegiatan dan selalu aware akan durasi MoU tersebut. Terkait dengan orientasi mahasiswa asing dan layanan, pihak KUI memberi tiga hari orientasi yang berisi tentang orientasi kota, akademik dan budaya.

Sangat banyak hal positif yang telah ditimba oleh staf ISIO pada hari tersebut. Kedepannya, ISIO akan menggodok program kerja yang relevan dengan keadaan dan kemampuan kampus IAIN Surakarta dan sesuai dengan visi dan misi ISIO, yang salah satunya memiliki tupoksi internasionalisasi. (Yin/Humas Publikasi)