Memulai Paradigma Baru dalam Aktifitas Membaca

vilya-l

Vilya Lakstian Catra Mulia, S.Hum., M.Hum.
Dosen Linguistik dan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta

Memulai Paradigma Baru dalam Aktifitas Membaca

Membaca adalah bagian dari aspek kemampuan berbahasa yang memiliki manfaat yang sungguh luar biasa. Kontribusinya berperan besar dalam perkembangan peradaban dunia. Ketrampilan membaca membuat seseorang memperoleh pengetahuan baik yang sifatnya menguatkan bahkan pengetahuan yang baru.

Begitu pentingnya membaca, Rasulullah Muhammad S.A.W diminta oleh Allah, melalui malaikat, untuk membaca. Semangatnya kemudian menghadirkan Islam sebagai agama yang berilmupengetahuan dan memiliki pengikut yang sangat banyak. Hal ini juga didukung oleh sebagaimana yang difirmankan oleh Allah melalui Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 tentang perintah membaca. Melalui perantara qalam (pena), Allah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (lihat dan bandingkan juga Q.S Thaha ayat 114).

Hal ini membuktikan bahwa isi dari bacaan begitu esensial bagi perkembangan pengetahuan manusia yang harus terus belajar. Mereka adalah mahluk yang dikaruniai akal oleh Allah. Sehingga, content (isi) dalam suatu bacaan menjadi unsur inti dalam proses transfer informasi dan pengetahuan.

Motif yang Menarik Pembaca

jurnal-dialog-cover-jpgTahun ini, tulisan saya telah dimuat di Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan, Dialog, dari Kementerian Agama RI Vol. 39, No.1, 2016. Melalui jurnal tersebut, dengan membawa nama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, saya mengangkat bahasan yang berjudul “Motif Ketertarikan Pembaca: Tinjauan Aspek Internal Teks Hingga Metakognisi”.

Dalam tulisan itu, saya menemukan bahwa ketika pembaca memutuskan untuk membaca, sesungguhnya ada sesuatu dalam dirinya bahwa saat itu dia belum memahami suatu hal, sehingga dia akan mencari dan membaca jenis teks yang relevan dengan kebutuhannya itu. Hal ini diperkuat dengan fungsi sosial yang dibawa oleh suatu teks. Fungsi sosial itu juga dibangun oleh budaya yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan pembaca. Fitur kebahasaan yang dibangun juga memang didesain untuk itu. Contoh, teks prosedur memberikan pentahapan atau proses menciptakan sesuatu.  Ada ketertarikan yang muncul atas hubungan teks dan pembacanya yang difasilitasi oleh isi teks yang telah dibentuk dengan berorientasi tujuan (baca selengkapnya pada halaman 82-83).

Dalam memperingati Bulan Bahasa tahun ini, perlu untuk tetap selalu digaungkan gema semangat membaca. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, justru membaca harus semakin ditingkatkan. Perlu diingat juga, kemajuan internet yang membantu menyebarkan teks juga tidak lepas dari peran penulisnya yang membawa ideologi. Oleh karena itu, pembaca tidak bisa begitu saja menerima langsung dari suatu teks yang baru ditemuinya. Keterbukaan informasi dapat berasal dari sumber yang bisa saja kurang atau tidak dapat dipercaya. Kekritisan kita sebagai pembaca semakin diuji. Hal ini menyadarkan akan pentingnya metakognisi (meta = sesudah, kognisi = berpikir). Metakognisi dapat menjadi kendali diri terhadap isi suatu teks dengan mempertimbangkan unsur-unsur kebahasaan dan menafsirkan “suara” penulisnya (baca selengkapnya pada halaman 85).

Membaca adalah aktifitas yang luhur. Seorang manusia yang membaca adalah dia yang telah tulus mengorbankan waktu dan aktifitasnya untuk berusaha menenangkan dirinya dan konsentrasi pada bacaannya. Perlu untuk disadari bahwa bacaan pada akhirnya diharapkan mampu untuk membuat manusia semakin sejahtera atas ilmu yang telah diperolehnya. Disadari baik oleh pembaca maupun penulis, aktivitas literasi memberdayakan keduanya bahwa informasi dan pengetahuan begitu amat penting, tidak hanya untuk peningkatan kualitas setiap individu, tetapi juga fungsional bagi sekitarnya.

Tulisan penulis terhadap topik ini telah dipublikasikan oleh Kementerian Agama RI dalam  Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan, Dialog, Volume 39, No.1, 2016, ISSN: 0126-396x.

Dapat diakses dan diunduh melalui  http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/1486-Dialog-Vol-39-No-1-Juni-2016