Cak Nun: Indonesia Dalam Bahaya Perang Saudara

SINAR-MH. Ainun Najib yang dikenal sebagai Cak Nun kunjungi IAIN Surakarta, Rabu malam (30/11). Kunjungan kali ini bukanlah hal yang tidak sengaja, Cak Nun bersama rombongan Kiai Kanjeng hadir untuk memenuhi permintaan Dewan Mahasiswa (Dema) dan Senat Mahasiswa (Sema) IAIN Surakarta.

Dalam acara kajian Sinau Bareng Cak Nun dengan mengusung tema “Peranan Agama dalam Menjaga Alam Lingkungan Hidup” ini Cak Nun bersama rombongan diminta untuk memberikan pembelajaran dalam menjaga lingkungan dalam konteks Islam.

Sebelum kajian dimulai, Para Pimpinan Rektorat mulai dari Dr. Mudofir (Rektor), Dr. Abdul Matin bin Salman (WR I), Dr. Muh. Munadi (WR II), Dr. Syamsul Bakri (WR III) dan  Dr. A. Umar (Ka.Biro AUAK) berkesempatan berbincang-bincang dengan Cak Nun. Berbagai hal diperbincangkan mulai dari budaya jamuan untuk tamu sampai dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Sedikit mengutip serat Joyoboyo, Cak Nun mengatakan keadaan seperti ini telah tersirat dalam sejarah. “Mbesuk bakal ono anak Ajisoko sing bakal dadi Rojo, Jenenge Joko Linglung”, penggalan kalimat Cak Nun .

Lebih lanjut Cak Nun menegaskan bahwa Ajisoko dan Joko Linglung itu bukan nama asli sebenarnya melainkan lebih dalam  ia mengatakan bahwa hal tersebut hanya sanepan artinya itu semua adalah perumpamaan.

Dengan menghela nafas, Cak Nun meminta kepada IAIN Surakarta untuk memberikan pendidikan yang berbeda, karena IAIN Surakarta punya Al Qur’an sebagai rujukan. Harus lebih dalam lagi dalam menafsirkan Al Maidah: 51, harus lebih dalam lagi mendidik ummat. Indonesia ini dalam keadaan bahaya, bahaya di depan adalah perang saudara.

Sebenarnya bukan hanya orang Islam yang diujung tanduk. Melainkan, nasib bangsa Indonesia, nasionalisme, ilmu pengetahuan, budaya dan kekayaan alam Indonesia yang sedang dalam bahaya. (Gie/ Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta