The Islamic Higher Education Leadership and Management Cetuskan Tiga Prakarsa PTKI

SINAR-Sejumlah Narasumber kenamaan hadir dalam Workshop Islamic Higher Education Leadership and Management (IHELM) yang digelar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta pada Selasa-Kamis (6-8/12), diantaranya adalah Prof. Dr. Djam’an Satori, MA (Guru Besar UPI Bandung); Dr. H. Mudofir, M. Pd (Rektor IAIN Surakarta); Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA (Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag RI); Kastolan, S.Pd., M.Si (Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Sesdirjen Pendis Kemenag RI); Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (Rektor UIN Jakarta).

Kegiatan yang dikuti 56 peserta ini dalam rangka untuk taaruf dan menggali potensi antar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, DIY, dan ditambah perwakilan dari Madura dan Cirebon. Dan melalui forum ini diharapakan dapat menjadi kesempatan yang baik untuk tumbuh dan berkembang bersama, ungkap Dr. Muhammad Munadi dalam sambutannya.

Selaku keynote speech, Dr. H. Abdul Matin Bin Salman mengatakan bahwa IAIN Surakarta mengundang seluruh peserta dalam forum ini bukan sebagai rival melainkan sebagai partner untuk bisa bersinergi dan bekerjasama. Segala potensi yang dimiliki masing-masing institusi dapat menjadi bahan pembelajaran bagi institusi yang lain sehingga potensi yang belum tergali dapat lebih dioptimalkan.

Sesi pertama workshop dibuka oleh Prof. Dr. Djam’an Satori yang memaparkan mengenai kepemimpinan kreatif dan kepemimpinan untuk perubahan di PTKI. Prof. Dr. Djam’an menyebutkan dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa transformasional dan visioner untuk membawa PTKI tersebut mampu berdaya saing tinggi dan menjadi perguruan tinggi bertaraf Internasional.

Berbicara mengenai dinamika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia, Dr. H. Mudofir dan Prof. Amsal sepakat menyatakan perlu adanya sebuah sinergi antara PTKI dengan dengan kepentingan-kepentingan pembangunan. Adapun peran PTKI yaitu sebagai motor penggerak pembangunan, menjadi instrumen stabilitas bangsa melalui modernisasi Islam, terus mencari inovasi, dan menjadi juru bicara dalam dialog peradaban Islam dan Barat.

Kastolan, S.Pd., M.Si dalam paparannya mengenai Strategi Perencanaan Pembangunan PTKI yaitu, dengan mengacu pada RPJPN dan UU 17/2007 bahwa dibutuhkan ketepatan sasaran perencanaan dan penggunaan anggaran, yang mana output dari setiap penggunaan anggaran tersebut mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kemajuan PTKI tersebut.

Sementara itu dalam hal mediasi dan resolusi konflik yang timbul di sebuah perguruan tinggi, Prof. Dede memberikan beberapa arahan untuk meminimalisir terjadinya konflik, antara lain: dengan menghargai perbedaan, memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain, menyimpan semua informasi negatif seseorang untuk diri sendiri, dan kelola pribadi kita dengan sebaik mungkin.

Lebih lanjut, sesi terakhir di forum IHELM yang digelar pertama kali ini akhirnya menghasilkan tiga prakarsa yang disepakati oleh seluruh perwakilan yang hadir dalam forum tersebut, yakni: 1). Membentuk forum komunikasi PTKIN/PTKIS yang diprakarsai oleh IAIN Surakarta, 2). Melakukan kerjasama bidang akademik, administrasi-umum, serta kemahasiswaan dan kerjasama, 3). Menindaklanjuti dalam bentuk Program Peningkatan Mutu PTKI secara periodik. (Gus/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta