Amunisi Bertambah, Abu Choir Menjadi Doktor ke-44 di IAIN Surakarta

SINAR- Bertempat di Lt. IV Gedung FKIK UIN Maliki Malang, Abu Choir berhasil meraih gelar Doktor, Rabu (28/12). Menjadi Doktor ke-111 dari UIN Maliki Malang, Abu Choir mendapat banyak pujian dari para penguji dan promotor.

Lelaki yang menjadi dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan  Keguruan IAIN Surakarta ini telah meraih gelar Doktor dengan gemilang. Pasalnya, dengan masa studi 7 tahun dan penuh perjuangan Abu Choir mendapat nilai yang memuaskan saat ujian terbuka dihadapan para penguji dan promotor.

Selain itu, IAIN Surakarta semakin bangga dengan bertambahnya satu lagi Doktor di Institusinya menjadi 44 Doktor. Ke 44 Doktor tersebut merupakan amunisi yang berharga bagi IAIN Surakarta.

Mengambil Judul Manajemen Entrepreneurship Berbasis Pesantren dalam Pengembangan Sumber Pembiayaan Pendidikan (Studi Multikasus pada Pondok Pesantren Maslakhul Huda Kajen Margoyoso, Al Istianah Plangitan dan Manbaul Huda Kembang Dukuhseti Kabupaten Pati Jawa Tengah). Abu Choir dicecar berbagai pertanyaan dari Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si., Prof. Dr. H. Mulyadi, M.Pd.I., dan Dr. Hj. Sutiah, M. Pd., selaku tim penguji, namun Abu Choir dengan mantab menjawab semua pertanyaan dengan berbobot.

Substansi dari hasil temuan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Konsep entrepreneurship berbasis pesantren merupakan perwujudan konsep fiqh sosial. Nilai entrepreneurship berbasis pesantren yaitu: kemandirian, kejujuran, keikhlasan, kebersamaan dan keberkahan. Orientasi entrepreneurship berbasis pesantren yaitu: (a) Perluasan peran pesantren (wider mandate) sebagai lembaga sosia; (b) Penguatan kemandirian pesantren; (c) Perluasan praktik ajaran agama-fiqh; (d) Pusat pendidikan vokasi/ skill santri(e) Penguatan jaringan dzuriyah dan alumni.
  2. Strategi pengembangan jenis aktivitas entrepreneurship berbasis pesantren dengan strategi “diversifikasi terkait” dengan pendekatan triangle (segitiga) yaitu: entrepreneurship, etika sosial dan ajaran agama.
  3. Implikasi entrepreneurship berbasis pesantren dalam kemandirian pembiayaan pendidikan terdiri atas tiga fase performansi, yaitu: performance, middle performance dan high performance.

Melihat hal tersebut, Prof.  Dr. H. Bambang Widagdo, M.M., dan Prof. Dr. H. Imam Bawani, M.A selaku tim promotor tersenyum bangga. Akhirnya Prof. Dr. H. Baharuddin, M.Pd.I selaku ketua sidang sekaligus Direktur Pascasarjana UIN Maliki Malang memberikan nilai yang memuaskan untuk presentasi dari Abu Choir.

Promotor juga berharap agar hasil riset tersebut selanjutnya dapat diterbitkan menjadi sebuah buku. Paradigma baru seperti ini akan membuka wacana tentang pemahaman antara teks dengan konteks dan hubungannya. Jika telah menjadi buku maka akan dapat dibaca dan diterapkan pada masing-masing pondok pesantren sehingga lebih banyak manfaat”, tandasnya. (Gie/ Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta