ISIO IAIN Surakarta Bantu Urusan Keimigrasian Mahasiswa Thailand

SINAR – Bertempat di rumah kontrakan para mahasiswa/i Thailand yang sedang menempuh studi S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Surakarta, tim IAIN Surakarta International Office (ISIO) mengadakan sharing terkait informasi keimigrasian, Kamis (30/3).

Imamah Maraati, selaku anggota divisi legal and governance menyampaikan bahwa segala urusan keimigrasian termasuk ijin tinggal dan ijin belajar adalah hal yang sangat penting. Tidak sebatas keimigrasian,  kepemilikan motor, peraturan lalu lintas serta semua hal terkait hukum yang berlaku di Indonesia harus dipahami mahasiswa asing.

Dr. Aris Widodo menyampaikan bahwa diskusi kecil ini bertujuan untuk memfasilitasi para mahasiswa asing dalam pengurusan ijin tinggal di Indonesia. Selain itu, pihak ISIO juga membuka tangan lebar-lebar untuk membantu mencari solusi jika pengurusan ijin tinggal dirasa sulit dan rumit. “Kami akan melakukan kunjungan di kantor imigrasi Surakarta sekaligus berusaha membuat kepengurusan ijin tinggal kalian menjadi satu pintu. Kiranya itu usaha kami untuk mempermudah teman-teman,” katanya.

Machi, salah satu mahasiswa Thailand angkatan 2014 memberi gambaran umum tentang bagaimana dia mendapatkan visa dan ijin tinggal di Indonesia. “Kalau awal-awal di sini, kami harus lapor setiap bulan dan membayar  Rp 350.000/ bulan. Laporan kami lakukan maksimal empat kali atau empat bulan. Setelah itu kami mengajukan ijin tinggal satu atau dua tahun, kemudian kami tidak perlu melapor lagi. Jika beruntung, kami mendapat ijin tinggal 2 tahun, tapi jika kurang beruntung, kami hanya mendapat ijin tinggal 1 tahun,” terangnya dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar.

“Pada dasarnya, kepengurusan dokumen tidak sulit. Kami hanya meminta surat rekomendasi dari Rektor IAIN Surakarta, lalu kami urus di kantor imigrasi Surakarta. Kendala utama kami adalah soal waktu. Seringkali berbarengan dengan jadwal kuliah,” imbuh Machi.

Tidak hanya Machi yang menceritakan pengalamannya terkait ijin tinggal, beberapa mahasiswa lain seperti Sareena dan Mareeya juga turut bicara. “Kalau ITAS tidak keluar di bulan keempat, maka kami harus pulang dulu ke Thailand kemudian mengurus semua dari awal lagi. Selama ini kami mengurus keimigrasian secara individu,” terangnya.

Berdasar pengalaman mereka, tim ISIO pun sangat tergugah untuk menguruskan keimigrasian mereka secara kolektif sehingga memudahkan para mahasiswa asing. Selain itu, tentang keimigrasian juga merupakan salah satu dari program kerja divisi legal and governance. Setelah dengar pengalaman, acara ditutup dengan bersantap makanan khas Thailand. (Yin/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta