Menteri Agama Buka Kegiatan PIONIR ke- VIII di Aceh

SINAR- 2.158 kontingen dari 56 PTKIN se-Indonesia dan dihadiri pula oleh Rektor dan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan serta tamu undangan lainnya mengikuti upacara pembukaan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) ke-VIII di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Rabu (26/4). Acara dibuka secara langsung oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, yang masuk ke lapangan dengan mengendarai gajah bersama Rektor UIN Ar-Raniry.

Opening Ceremony diawali dengan persembahan tarian massal “Meusaho” oleh mahasiswa UIN Ar-Raniry yaitu konfigurasi beberapa jenis tarian yang mendiskripsikan musibah tsunami dan bagaimana rakyat bangkit dan maju kreatif menata kehidupan selanjutnya.

Dalam amanat sambutannya Menteri Agama mengatakan bahwa ikhtiyar mencerdaskan anak bangsa dibarengi dengan kesehatan jasmani dan rohani serta dipenuhinya kebutuhan akan seni dan budaya terus dilakukan melalui berbagi kebijakan dan program di Kementerian Agama, dengan kegiatan PIONIR adalah salah satu wujudnya.

Mahasiswa yang cerdas intelektual, moral, sosial dan kultural menjadi komitmen yang harus dijunjung tinggi oleh siapapun pemegang kebijakan di negeri ini, termasuk tentu seluruh civitas akademika PTKI di Indonesia, tegasnya.

Melalui PIONIR Menteri Agama berharap mampu meningkatkan pembinaan keilmuan dan mencari mahasiswa unggul baik dalam prestasi akademik maupun keolahragaan, seni dan riset, serta memperkuat silaturahmi dan kerukunan antar mahasiswa se-nusantara.

Lebih lanjut PIONIR juga menjadi sarana yang strategis mengembangkan tradisi riset, olahraga dan seni dikalangan mahasiswa.

Menteri Lukman Hakim Saifuddin juga berpesan pada seluruh kontingen bahwa juara tak kan lahir dengan sendirinya tapi harus diciptakan dengan penuh semangat, perlu kerja keras dan komitmen yang kuat serta melalui penempaan diberbagai pelatihan dan disiplin yang ketat. Para atlit dan seniman adalah seorang yang ulet, pejuang dan bukan pecundang ditengah-tengah kesederhanaan dan keterbatasan, pantang menyerah dan pantang putus asa. Menjadi juara memang penting, tetapi lebih penting menjaga kejujuran dan akhlak karimah.

Sementara itu Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta Dr. H. Mudofir berpesan pada seluruh kontingen IAIN Surakarta untuk mempersembahkan yang terbaik untuk almamater dan menjaga nama baik lembaga baik ketika bertanding maupun diluar pertandingan.

Sebelum penutupan acara pembukaan seluruh kontingen PIONIR berkesempatan untuk melakukan defile dan mempersembahkan ethno-carnival dihadapan Menteri Agama dan tamu undangan. (Gus/Humas dan Publikasi) #BanggaIAINSurakarta