Kyai China Isi Acara Halal Bihalal, Rektor Berpesan Untuk Menjadikan IAIN Surakarta Sebagai Wadah Keberagaman Dan Untuk Kemaslahatan Ummat

SINAR– Suasana Hari Raya Idul Fitri 1438 H masih sangat terasa. Begitu juga di hari aktif kerja di IAIN Surakarta yang jatuh pada Senin (3/7). Bertempat di Gedung Graha kampus setempat, seluruh jajaran pimpinan dan staf berkumpul untuk Halal Bi Halal Serta Pembinaan Pegawai IAIN Surakarta.

Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dibuka langsung Rektor, Dr. H. Mudofir. Dalam sambutannya beliau mengingatkan kembali kepada seluruh civitas akademi bahwa IAIN Surakarta ini adalah milik bersama. “Kampus ini adalah miliki kita bersama sebagai media untuk mengabdi kepada negara, bangsa, agama, lembaga, dan masyarakat secara luas,” tuturnya. Menurutnya kampus IAIN Surakarta merupakan ruang tunggu pengembangan ilmu dan dakwah serta harus bisa menjadi titik lebur daru berbagai macam aliran. Dosen sangat diharapkan agar dapat menampilkan kebersamaam serta keberagamaan yang harmonis. “IAIN Surakarta tidak dapat diinterfensi oleh golongan apapun. Namun setiap dosen dan mahasiswa membuka diri untuk diskusi ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu,” imbuhnya. Tak kalah penting, momentum Halal Bi Halal tak sekedar untuk saling memaafkan tapi juga sebagai sarana mengevaluasi diri.

Senada dengan Mudofir, Ketua Senat, Prof. Dr. Usman Abu Bakar menyatakan bahwa IAIN Surakarta harus selalu ingat pada visi dan misi founding father PTKIN pada tahun 1956, yakni meluluskan ulama yang akademis dengan tujuan sebagai perekat umat, pemersatu umat, bukan pemecah belah. “Lulusan IAIN tidak boleh menjadi trouble maker, tapi harus menjadi problem solver. Saya pun sepakat dengan Rektor, bahwa halal Bi Halal ini tidak hanya untuk saling memaafkan tapi juga untuk evaluasi diri,” tutupnya.

 

Sedikit tampak berbeda, karena di tengah-tengah para pimpinan, di depan para hadirin terdapat seorang bermata sipit, berkulit putih dan merupakan keturunan China. Adalah Ustad Tio Iskandar atau yang dikenal sebagai Kyai China Chang I Pao, Ketua Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Tengah. Beliau didapuk menjadi narasumber dalam kegiatan Halal Bi Halal tahun ini.

Dari paparan beliau, hal yang paling menarik adalah penjelasan dari kata Ahli Sorga. Katanya setiap orang kelak ingin menjadi ahli sorga. Namun, bagaimana seseorang itu bisa menjadi ahli sorga? Ustad z Iskandar, sapaan akrabnya memberi singkatan dan penjelasan unik nan masuk akal terhadap kata tersebut. A adalah added value. Dimaknai dengan setiap orang harus memiliki nilai tambah dengan cara memberi banyak manfaat kepada orang lain maupun lingkungan. H adalah High Performance. Diharapkan setiap orang melakukan hal yang terbaik yang bisa ia kerjakan. Dilanjutkan L atau learn continuesly. Manusia harus memiliki rasa ingin tahu yang berujung pada belajar secara terus menerus. I untuk intergritas. S untuk syariah, sudah seharusnya manusia diciptakan oleh Allah untuk mentaati hukum-hukum yang berlaku yang telah Dia atur. O untuk optimis, meyakini apa yang telah Tuhan gariskan. R untuk respect. Manusia harus saling menghormati, tidak saling menjelekkan. G untuk gratitude. Apapun yang telah Allah berikan, manusia seharusnya senantiasa bersyukur dengan apa yang ada. Sedangkan terakhir A kepanjangan dari abundance. Setelah 8 hal dikerjakan, maka Allah akan memberikan kecukupun, kelimpahan yang tak terduga berupa sorga yang telah dijanjikan.

Pada akhirnya menjadi seorang ahli sorga itu tidak sulit, yang sulit adalah pikiran kita sendiri, kata Ustad Iskandar. Acara Halal Bi Halal pun diakhiri dengan saling bersalaman dan bermaaf-maafan. (Yin/ Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1938 H

MINAL AIDZIN WAL FAIZIN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN