Oleh: Dr. Muhammad Munadi, M.Pd
(Wakil Rektor II, Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan)
Tahun 2017, bagi IAIN Surakarta serasa semakin istimewa. Hal itu dikarenakan semakin jelas indikator capaian mutu lembaga ini. Diantaranya sudah ada dua program studi yang memiliki akreditasi A yaitu Ilmu Al Qur’an dan Tafsir serta Aqidah dan Filsafat Islam. Capaian ini bisa memacu program studi lain untuk mencapai prestasi yang sama. Ketika capaian prodi A semakin banyak akan memudahkan capaian akreditasi institusi (AIPT) semakin mudah. Jika nilai akreditasi A tercapai di semua program studi dan perguruan tinggi akan berdampak pada pemerolehan anggaran bersumber BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri).
Bertambah semakin istimewa, lembaga ini menjadi pilihan pertama dari calon mahasiswa baru. Jumlah peminat mahasiswa baru masuk peringkat kedua tingkat IAIN dan calon mahasiswa baru tersebar kurang lebih dari 23 provinsi. Salah satu penelitian yang dilakukan saat PBAK menunjukkan bahwa calon mahasiswa baru mendapatkan informasi tentang IAIN Surakarta lebih dominan didapat dari web IAIN Surakarta. Ini menunjukkan bahwa web kita menjadi bahan rujukan pangsa pasar untuk menentukan pilihan studi lanjut. Hal ini berbanding lurus dengan pemeringkatan web lembaga pada webometrik. Gambarannya sebagai berikut:
Tabel 1. Capaian Peringkat Web IAIN Surakarta
Indonesia Ranking |
South East Asia Ranking | Asia Ranking | Eurasia Ranking | World Ranking | University | Presence | Impact | Openness | Excellence |
166 | 406 | 3660 | 5882 | 9037 | Institut Agama Islam Negeri IAIN Surakarta | 6485 | 12392 | 4744 | 5722 |
Pemeringkatan tersebut menunjukkan bahwa dari 2194 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk di webometrik tingkat nasional, IAIN Surakarta berada di peringkat 166. Hal ini menunjukkan lompatan yang luar biasa dan termasuk peringkat awal. Apalagi kalau dihitung awalnya tidak ada di dalam webometrik dan saat masuk pertama kali langsung bertengger masuk di peringkat atas. Belum lagi dibandingkan di tingkat Asia Tenggara, benua Asia, Asia Eropa apalagi tingkat dunia.
Repositori Publikasi ilmiah juga mengalami lompatan luar biasa. Awalnya tidak masuk di webometrik, saat ini sudah memasuki peringkat nasional nomor 61 dan rangking dunia pada 1993. Gambarannya sebagai berikut:
Tabel 2. Rangking Repositori pada Webometrik
Indonesia Ranking | World Rank | Institution | Size | Visibility | Files Rich | scholar |
61 | 1993 | IAIN Surakarta Repository | 2088 | 2216 | 2112 | 1458 |
Rangking nasional berada pada tingkat 61 dari 2194 perguruan tinggi merupakan prestasi luar biasa karena IAIN Surakarta baru saja masuk dunia webometrik. Walaupun saat hasil ini disosialisasikan di salah satu media sosial milik salah satu WA Group, responnya bermacam-macam. Namun kesemuanya mensyukuri pencapaian tersebut. Bahkan apresiasi yang luar biasa berasal dari salah satu penggerak repositori dari UIN Sunan Ampel Surabaya ketika berkunjung di Lembaga Penjaminan Mutu (LPM). Beliau menyatakan bahwa, “Ini capaian luar biasa, yang semangatnya mengalahkan PTKIN yang lebih senior”. Apresiasi ini semestinya bisa menjadi pemicu dan pemacu produk-produk ilmiah IAIN SURAKARTA yang dipublikasikan di web maupu n repostiori baik di dalam ataupun luar institusi. Ketika karya ilmiah semua anggota civitas akademika dipublikasikan di dunia maya akan melampaui apa yang dicitakan oleh webometrik yang menyatkaan bahwa pemeringkatan repostori dan web bertujuan untuk mendukung prakarsa open access atau akses gratis publikasi ilmiah dan materi akademis lainnya formal maupun informal dalam bentuk elektronik ke seluruh dunia.
Karya ilmiah yang dipublikasikan dan open acces di dunia maya sejalan dengan ajarah Islam seperti hadits berikut:
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا مات الإنسانُ انقطعَ عملُه إلا من ثلاثٍ: صدقةٍ جاريةٍ، أو علمٍ يُنْتفعُ بهِ، أو ولدٍ يدعو له
(رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurayrah, bahwa Rasulullah bersabda, ‘Jika manusia mati maka terputuslah amalnya, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya’ (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Karya ilmiah yang dinikmati oleh semua orang di belahan dunia manapun menjadikan amal yang tidak terputus karena termasuk dalam tiga kategori sekaligus. Pertama karena shadaqah jariyah dalam bentuk ilmu, kedua ilmu yang bermanfaat karea dinikmati oleh siapapun dan dimanapun serta ilmu yang dipublikasikan menjadikan kesalehan bagi yang mempublikasikan serta yang menikmati ilmu.
Implementasi ajaran di atas dengan dukungan web, repositori dan kapasitas internet yang kuat bisa diimplementasikan oleh IAIN Surakarta lebih mudah karena lembaga ini sudah memiliki 13 jurnal yang sudah memakai sistem jurnal online (OJS: Online Journal System), dana penelitian untuk semua dosen yang berstatus PNS, serta program bantuan publikasi ilmiah di jurnal akreditasi dan jurnal internasional . Tiga dukungan ini bisa menjadi alat dongkrak luar biasa untuk pencapaian yang lebih tinggi di webometrik. Tugas lanjutannya perlu mencapai empat indikator yang ditetapkan oleh webometrik yaitu: Size (S) yaitu jumlah halaman yang ditemukan dari mesin pencari: Google, Yahoo, dan Bing Search, Visibility (V) yaitu jumlah total tautan eksternal unik yang diterima (inlink) oleh sebuah situs menurut Yahoo Site Explorer, Rich File (R) keragaman karya ilmiah dalam format file yang berbeda: Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.Ppt), Scholar (Sc) karya ilmiah yang masuk dalam Google Scholar, Scopus maupun pemeringkatan karya ilmiah tingkat internasional lainnya. Tinggal persoalannya bagaimana civitas akademika bisa memproduksi karya ilmiah dengan menyesuaikan keragaman seperti indikator yang dibuat oleh webomterik. Wallahu a’lam.
Rujukan:
http://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia%20?, http://repositories.webometrics.info/en/Asia/Indonesia%20,
dll.