Tolak Paham Anti Pancasila – Hasil Muswil BEM/DEMA Se-Jateng dan DIY di IAIN Surakarta

SINAR – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta menjadi tuan rumah Musyawarah Wilayah (Muswil) BEM/DEMA Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Jateng dan DIY ke-IV. Tujuan utama dari acara Muswil ini adalah untuk melakukan konsensus, yang nantinya akan direkomendasikan pada kegiatan Kongres BEM/DEMA PTKI se-Indonesia di Palembang.

Acara yang juga digunakan sebagai ajang silaturahim antar mahasiswa ini mengambil tema “Reformulasi Gerakan Mahasiswa Guna Memperkuat Demokrasi sebagai Sistem Berbangsa dan Bernegara”. Dalam konteks bernegara, pertemuan ini membicarakan isu-isu strategis yang sedang marak, sebagai upaya berkontribusi mahasiswa untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik.

Acara yang diselenggarakan pada Selasa-Rabu (26-27/09) ini, diikuti oleh ratusan peserta dari 22 PTKI se-Jateng dan DIY. Diawali dengan pembukaan yang dilaksanakan di Gedung Graha IAIN Surakarta. kemudian dilanjutkan dengan seminar tingkat nasional yang bertema “Membumikan Pancasila dalam Era Digitalisasi dan Modernity”. Setelah seminar selesai, peserta Muswil diarahkan ke Wisma RBM yang berlokasi di Colomadu, untuk melaksanakan urun rembug yang diwadahi dalam beberapa sesi sidang guna mencapai tujuan Muswil.

Peserta Muswil yang tergabung dalam sesi sidang atau musyawarah yang selanjutnya disebut sebagai Forum Komunikasi BEM PTAI Se-Jawa Tengah dan DIY ini menghasilkan beberapa pernyataan sikap tegas, diantaranya sebagai berikut:

  1. Mendesak dan mengawal pemerintah untuk menegakkan hukum yang adil, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, dan melindungi kehidupan demokrasi yang berkedaulatan .
  2. Mengawal dan mendukung pemerintah dalam penguatan pendidikan Pancasila dan pendidikan karakter di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
  3. Mendukung pemerintah untuk memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di era MEA.
  4. Melawan dan menolak segala bentuk paham atau tindakan intoleransi, radikal, anti NKRI dan anti Pancasila.
  5. Mendesak pemerintah untuk terus berkomitmen mengimplementasikan pasal 33 ayat 3 UUD 1945 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” dan pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis pemulihan lingkungan.

Hasil sidang menilai, sikap tegas tersebut merupakan beberapa pernyataan yang muncul sebagai akibat dari banyaknya permasalahan yang memenuhi daftar isu strategis yang berkaitan dengan gerakan mahasiswa, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Peserta menyadari bahwa mahasiswa juga berkewajiban untuk mengawal dan mendorong pemerintah, serta menjadi pelopor bagi pembangunan Indonesia menuju ke yang arah lebih maju. Baik dari segi ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Esensi dari kata “adil” yang terbingkis dalam Pancasila, haruslah benar-benar dimaknai secara utuh baik dalam pemikiran maupun tindakan yang harus selalu diperjuangkan demi kemaslahatan bangsa dan negara.

Forum juga berpandangan bahwa segala ancaman apapun yang bertujuan untuk merobek-robek ruh Negara Kesatuan Republik Indonesia, haruslah ditangkis demi keutuhannya. Paham-paham yang berbau anti-NKRI, anti-Pancasila, intoleransi, dan radikal yang merongrong tidak seharusnya diberi celah untuk terus menerus berkembangbiak di negara Indonesia tercinta ini.

Acara ini ditutup di aula Wisma RBM Colomadu pada Kamis (28/09), pukul 12.15 WIB oleh Presidium Nasional BEM PTKI wilayah Jateng dan DIY. Selesai clossing ceremony, peserta muswil diajak untuk field trip daerah Surakarta, menikmati kunjungan ke Kraton Surakarta dan sebagian kecil dari jalanan Solo sampai pada pukul 17.15 WIB. Pulang dari Surakarta, diharapkan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi BEM PTAI Se-Jawa Tengah dan DIY dapat menyampaikan sekaligus melakukan follow up dengan baik hasil konsensus Muswil ke-IV kali ini. (Win/Humas Publikasi). #BanggaIAINSurakarta.

Sumber: Huda Rahman Hakim