Gus Ali Gondrong Beserta Mafia Sholawat Penuhi Lapangan Utama IAIN Surakarta

SINAR- Kyai nyentrik kenamaan Gus Ali Shodiqin atau tenar dengan nama Gus Ali Gondrong bersama seluruh Mafia Sholawat penuhi Lapangan IAIN Surakarta, Rabu malam (18/10). Kyai yang menyebut dirinya sebagai “wong edan” ini bersama seluruh jamaah sholawat ingin memenuhi bumi Allah ini dengan cinta.

Berpenampilan nyentrik dan gaya bicara “ngenomi” dengan aksen bicara ala anak jalanan memang telah melekat kuat pada diri Gus Ali Gondrong. Ditambah lagi salam tiga jari ala anak metal juga selalu diperlihatkan dalam setiap aksi panggungnya bersama kelompok tarian sufi dan grup rebana Semut Ireng.

Gus Ali Gondrong memang sengaja didatangkan ke IAIN Surakarta sebagai bagian dari acara Silaturahim Daerah (Silatda) 2017 pondok pesantren se-Jateng dan DIY. Sebagai bagian puncak acara Silatda Gus Ali memang memberikan pertunjukkan sholawat yang tidak begitu lazim yang pernah ada di Solo. Aksen bahasa “Jawa Timur-an” yang terkesan kasar memang sengaja ditunjukkan oleh Gus Ali karena pangsa pasar dakwah beliau memang dari kalangan anak muda yang sedang mencari jati diri atau sering disebut “para bedes” olehnya.

Di dalam majelis sholawat tersebut tampak hadir pula Rektor IAIN Surakarta, Dr. H. Mudofir, M.Pd bersama Wakil Rektor 1, Dr. H. Abdul Matin Bin Salman, Lc., M.Ag dan Wakil Rektor 2, Dr. H. Muhammad Munadi, M.Pd mendampingi hingga selesai. Serta hadir pula Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), Gus Lukman Haris Dimyati At-Tremasi bersama Ketua Komisi 8 DPR RI, Prof. Nur Rohmad, M.A juga bersama Gus Ali Gondrong mengucapkan sholat tanda cinta kepada Baginda Rosulullah Muhammad SAW.

Suasana yang penuh cahaya cinta memenuhi seluruh jamaah yang hadir di IAIN Surakarta. Dr. H. Mudofir dalam awal sambutan mengatakan bahwa IAIN Surakarta adalah ruang tumbuh bagi para santri, dan yang belum pernah “nyantri”, IAIN Surakarta akan segera menyediakan ma’had/pesantren mahasiswa agar siapapun lulusan IAIN Surakarta bisa menjadi pengamal agama yang bisa menentramkan masyarakat.

Majelis sholawat yang disiarkan alngsung oleh TV9 ini juga menampilkan Paduan Suara GAS21, Tari Sentra IAIN Surakarta dan juga penampilan Hadrah JQH Al Wustha IAIN Surakarta.

Di kesempatan tersebut, Ketua RMI-NU, Gus Lukman Haris Dimyati mengatakan bahwa menjamin bahwa Pondok Pesantren NU tidak akan pernah memberi ruang tumbuh bagi radikalisme atau terorisme. “Ayo Mondok, Pesantrenku Keren”, ucapnya. Ucapan yang menjadi jargon gerakan AYO MONDOK tersebut memang digulirkan sebagai upaya untuk mengembalikan masyarakat yang sudah terlanjur “takut” karena banyak isu teroris yang muncul dari sejumlah pondok pesantren di wilayah Soloraya.

Gus Lukman bersama para pemimpin pondok salaf NU juga bekerja keras untuk menampilkan santri yang kompetitif dan komprehensif dalam keilmuannya.

Sedangkan Prof. Ali Rohmad, M.A juga akan menggunakan kuasanya untuk membantu penyelenggaraan pendidikan Islam yang lebih maju lagi. “Kami akan siap membantu pendirian ma’had di IAIN Surakarta, membantu alih status IAIN menjadi UIN”, katanya. Beliau bersama tim juga telah menggodok Undang-undang pendidikan Islam dan Pesantren sebagai upaya memasukkan kalangan pesantren sebagai bagian dari wadah perjuangan pendidikan karakter bangsa”, tandasnya.

Hingga akhir majelis sholawat pimpinan Gus Ali Gondrong dan seluruh jamaah yang hadir larut dalam cinta kepada Baginda Rosulullah Muhammad SAW. Gus Ali Gondrong dalam petikan tausiahnya juga mengajak para jamaah untuk khubbul wathan (Cinta kepada bangsa). Hanya NU yang berfatwa khubul wathan minal Iman (cinta kepada negara adalah sebagian dari iman)”, ucapnya.

Gus Ali Gondrong juga menyemangati para jamaah untuk selalu semangat, mempertahankan hidup, mempertahankan negara, dan melanjtukan perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya untuk NKRI. (Gie/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta